“Pendidikan adalah hal yang kompleks, karena ia merupakan bagian dari peradaban,” sebut Rektor Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed saat membuka ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1444 H Senin (10/4) di Masjid Kampus UGM. Dalam ceramah berjudul “Pendidikan dan Kemajuan IPTEK Era Kontemporer: Antisipasi Industrialisasi dan Komersialisasi Pendidikan” yang dibawakannya, ia menekankan pentingnya berwakaf untuk pendidikan. Hal ini disebabkan maraknya industrialisasi dan komersialisasi pendidikan zaman sekarang, yang membuat tidak semua orang dapat mengenyam pendidikan dengan kualitas yang baik.
Memasuki minggu ketiga bulan Ramadan, Masjid Kampus UGM kembali menghadirkan pembicara Ramadan Public Lecture untuk membahas isu-isu kebangsaan. Pada Ahad (3/4), Guru Besar FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc Sc., Ph.D menyampaikan ceramah bertema “Menakar Resiliensi Sistem Ekonomi Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global”. Menurutnya pandemi menjadi momentum di mana ketimpangan dan ketidakadilan semakin kentara sehingga dibutuhkan sistem ekonomi nasional yang inklusif.
Umat Islam tentu mempercayai keberadaan makhluk gaib atau makhluk yang tidak kasat mata, termasuk jin. Setiap mendengar kata tersebut, pasti kita akan selalu berpikiran pada hal yang negatif. Hal tersebut disampaikan oleh Ustaz Syatori Abdurrauf pada jamaah Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM, Ahad (9/4).
Masjid Kampus UGM menjadi satu dari sepuluh institusi masjid yang menerima anugerah Nabawi Award 2023 dari pengurus pusat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Penghargaan diberikan saat peringatan Nuzulul Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Sabtu (8/4); acara tersebut dilaksanakan sebagai kerja sama ICMI dengan takmir Masjid Istiqlal dan harian Republika.
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Psi., Psikolog – atau yang akrab dipanggil Kak Seto, memberikan ceramah tarawih dalam Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM. Dalam ceramah dengan tajuk “Arti Penting Pendidikan Keluarga bagi Pembangunan Nasional” itu, beliau memaparkan bahwa pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Makna penting dari pendidikan sendiri ialah tidak melupakan pendidikan formal, yaitu keluarga.
Islam menetapkan dua prinsip dasar yang menjadi kaidah kegiatan ekonomi. Dalam ceramah Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM Jumat (7/4), dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D. menyebut bahwa prinsip pertama ialah maslahat.
Ramadan Public Lecture (RPL) 1444 H kembali menggelar diskusi panel pada Kamis (6/4) di Masjid Kampus UGM. Mengangkat tema “Urun Rembuk Nasional Masa Depan Industri Dirgantara Indonesia”, diskusi panel ini mengundang Staf Ahli Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah, M.B.A. dan Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. sebagai pembicara, dengan dimoderatori dosen FTMD ITB Ir. Ony Arifianto, Ph.D., IPM.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI 2013-2015 Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. memberikan pemaparan di Masjid Kampus UGM pada Rabu (5/4). Dalam ceramah bertajuk “Mahkamah Konstitusi Dulu, Kini, dan Nanti: Merekonstruksi Negara Taat Konstitusi” itu, beliau mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang menganut sistem konstitusional. Sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh para bapak bangsa (founding fathers), bahwasannya Indonesia diselenggarakan dengan konstitusi dan hukum, bukan negara yang berdasarkan kekuasaan belaka.
Kepala Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A. menjelaskan makna politik yang sebenarnya. Menurutnya, politik bukan hanya semata-mata saat pemilu saja, namun lebih mengenai suatu kekuasaan dan siapa yang menguasai sumber daya yang ada. Demikian seperti dijelaskan melalui ceramah Ramadan Public Lecture 1444 H yang diselenggarakan di Masjid Kampus UGM saat hendak tarawih Selasa (4/4) lalu.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan keistimewaan. Di bulan yang suci ini kita dilatih berbagai hal yang sekiranya tidak didapatkan di bulan-bulan lainnya, salah satunya adalah melatih diri untuk untuk membangun semangat jihad dan persatuan. Hal ini yang diulas Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag. pada kesempatan Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H, Selasa (4/4) di Masjid Kampus UGM dalam tatanan tema “Ramadan sebagai Bulan Jihad dan Persatuan”.