Masjid Kampus UGM kembali menghadirkan Sakinah Pulic Lecture sebagai bagian dari Sakinah Academy pada Ahad (16/11/2025) pukul 19.45 – 21.25 WIB. Kajian ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung pada akun YouTube Masjid Kampus UGM. Sakinah Public Lecture Great Father Session pada Sesi 2 kali ini menghadirkan Erlan Iskandar, S.T., M.Psi. (Pendiri Parenting Kak Erlan Bercerita) sebagai pembicara dengan tema “Menjadi Sahabat bagi Anak dan Istri: Membangun Kedekatan Emosional dalam Keluarga”.
Erlan mengawali kajiannya dengan menampilkan judul pembahasan, “Menjadi Sahabat Bagi Istri dan Anak” disertai dengan alasan dibaliknya. Judul ini berbeda dengan tema sebenarnya karena dalam Al-Qur’an, pasangan lebih didahulukan daripada anak. Ia menyampaikan bahwa menjadi sahabat bagi istri dan anak itu menunjukkan makna dekat dan lekat. “Keharmonisan kita dengan pasangan kita itu bisa berpengaruh juga dengan anak-anak kita. Karakter mereka, kemampuan mereka dalam meregulasi emosi ternyata bisa berpengaruh ditinjau dari keharmonisan antara kita dengan pasangan kita,” jelasnya.
Baca juga: Rudy Wiratama: Masyarakat Jawa Kini Sedang Mengalami ‘Pangling’
Erlan menyampaikan bahwa penting sekali sebagai kepala keluarga atau the great father belajar untuk bisa mendidik istri dan anak dengan sebaik-baiknya. Kiat pertama adalah perbaiki hubungan dengan Allah dan berdoa. “Ada seorang ulama namanya Abdullah bin Aun, beliau mengatakan ‘Siapa saja yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan perbaiki hubungannya dengan manusia lainnya’,” tambahnya. Kiat kedua adalah ikuti Nabi karena ia teladan sejati. “Kata Muawiyah bin al-Hakam as-Sulami, ‘Aku tidak pernah melihat ada seorang pengajar yang paling baik metode pengajarannya daripada Rasulullah saw.’,” jelasnya.
“Kalau kita bicara tentang kedekatan, bicara tentang bagaimana membangun keterhubungan, kedekatan emosional, maka kita tidak lepas dari pembahasan tentang bahasa cinta atau love language. Sebenarnya Rasulullah saw. sedari 1.400 tahun silam sudah menerapkan hal yang demikian,” sampainya. Ini perlu diteladani, ia menyampaikanistilah-isilah yang akan dipelajari selnjutnya hanya untuk sebagai pendekatan saja. Pertama, word of affirmation, bahasa cinta lewat kata-kata. Erlan menjelaskan bahwa contohnya meliputi Rasulullah memberikan panggilan sayang hingga mengekspresikan sayang dalam doa-doa. Kedua, phisical touch, bahasa cinta melalui sentuhan-sentuhan fisik. Erlan menyampaikan bahwa bersama istri, terdapat banyak riwayat yang menunjukkan potret “phisical touch” ala Nabi. Terhadap anak kecil, Nabi mengusap kepala, memeluk, dan mencium anak kecil. Rasulullah juga menepuk pundak.
Ketiga, quality time, bahasa cinta melalui waktu berkualitas. “Nabi saw. Itu mengobrol dengan Aisyah serta menyimak ceritanya dan menjadi pendengar yang baik bagi Aisyah,” jelas Erlan. Selain itu, Rasulullah juga bercanda kepada anak kecil dan bermain bersama. Keempat, act of service, berusaha untuk melayani pasangan hingga anak-anak kita. “Rasulullah saw., dalam sebuah riwayat, membantu Shafiyah untuk naik ke atas unta,” tambah Erlan. Rasulullah juga sengaja sujud dalam waktu lama karena punggungnya dinaiki cucunya. Kelima, perceiving gift, bahasa cinta lewat memberikan hadiah. Erlan menjelaskan bahwa Rasulullah mengabulkan permintaan istrinya serta memberikan hadiah dan apresiasi kepada anak-anak. (Miftahul Khairati)