Umat Islam tentu mempercayai keberadaan makhluk gaib atau makhluk yang tidak kasat mata, termasuk jin. Setiap mendengar kata tersebut, pasti kita akan selalu berpikiran pada hal yang negatif. Hal tersebut disampaikan oleh Ustaz Syatori Abdurrauf pada jamaah Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM, Ahad (9/4).
Ramadan Public Lecture
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Psi., Psikolog – atau yang akrab dipanggil Kak Seto, memberikan ceramah tarawih dalam Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM. Dalam ceramah dengan tajuk “Arti Penting Pendidikan Keluarga bagi Pembangunan Nasional” itu, beliau memaparkan bahwa pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Makna penting dari pendidikan sendiri ialah tidak melupakan pendidikan formal, yaitu keluarga.
Islam menetapkan dua prinsip dasar yang menjadi kaidah kegiatan ekonomi. Dalam ceramah Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM Jumat (7/4), dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D. menyebut bahwa prinsip pertama ialah maslahat.
Ramadan Public Lecture (RPL) 1444 H kembali menggelar diskusi panel pada Kamis (6/4) di Masjid Kampus UGM. Mengangkat tema “Urun Rembuk Nasional Masa Depan Industri Dirgantara Indonesia”, diskusi panel ini mengundang Staf Ahli Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah, M.B.A. dan Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. sebagai pembicara, dengan dimoderatori dosen FTMD ITB Ir. Ony Arifianto, Ph.D., IPM.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI 2013-2015 Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. memberikan pemaparan di Masjid Kampus UGM pada Rabu (5/4). Dalam ceramah bertajuk “Mahkamah Konstitusi Dulu, Kini, dan Nanti: Merekonstruksi Negara Taat Konstitusi” itu, beliau mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang menganut sistem konstitusional. Sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh para bapak bangsa (founding fathers), bahwasannya Indonesia diselenggarakan dengan konstitusi dan hukum, bukan negara yang berdasarkan kekuasaan belaka.
Kepala Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A. menjelaskan makna politik yang sebenarnya. Menurutnya, politik bukan hanya semata-mata saat pemilu saja, namun lebih mengenai suatu kekuasaan dan siapa yang menguasai sumber daya yang ada. Demikian seperti dijelaskan melalui ceramah Ramadan Public Lecture 1444 H yang diselenggarakan di Masjid Kampus UGM saat hendak tarawih Selasa (4/4) lalu.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan keistimewaan. Di bulan yang suci ini kita dilatih berbagai hal yang sekiranya tidak didapatkan di bulan-bulan lainnya, salah satunya adalah melatih diri untuk untuk membangun semangat jihad dan persatuan. Hal ini yang diulas Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag. pada kesempatan Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H, Selasa (4/4) di Masjid Kampus UGM dalam tatanan tema “Ramadan sebagai Bulan Jihad dan Persatuan”.
Dalam ceramah tarawih Ramadhan Public Lecture (RPL) pada Senin (3/4) di Masjid Kampus UGM, Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) Dr. Tiar Anwar Bachtiar memaparkan mengenai sekelompok kecil orang yang menjadi inti dari sebuah peradaban. Kelompok ini biasa disebut creative minority (minoritas kreatif). “Yang menjadikan bangun dan berdirinya sebuah peradaban, tidak ditentukan dari banyak tidaknya orang yang menjadi partisipan, tetapi dari kekonsistensian sebuah kelompok kecil atau creative minority,” sebutnya.
Keberadaan partai politik sebagai instrumen demokrasi di Indonesia sangatlah krusial sekaligus problematik. Dua sisi partai politik inilah yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P. ketika menjadi pembicara Ramadan Public Lecture (RPL) pada Minggu (2/4) di Masjid Kampus UGM.
Dalam ceramah tarawih Ramadan Public Lecture pada Sabtu (01/04) di Masjid Kampus UGM, Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU. membedah seberapa penting farmasi dalam negeri. “Perang yang paling berat bukanlah perang melawan bencana alam, bukan perang manusia melawan manusia, melainkan memerangi penyakit,” katanya.