Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan SDM Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Muslikhin Hidayat, S.T., M.T., Ph.D., IPU. menyampaikan ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1445 H, Rabu (20/3) di Masjid Kampus UGM. Prof. Muslikhin menjelaskan cara sebuah negara dapat berkembang menjadi negara yang kuat dan besar melalui industri, dalam ceramah bertema “Peran Strategis & Arti Penting Industri Kimia bagi Proses Industrialisasi”. Ia juga menjelaskan kiat-kiat meningkatkan daya saing bangsa.
Prof. Muslikhin mengatakan, data saat ini menunjukkan Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia. Tetapi, secara wilayah Indonesia menempati urutan ke-14, sehingga dapat dikatakan Indonesia relatif padat, apalagi penduduk tinggal di pulau-pulau. Hal tersebut menimbulkan masalah yang kompleks, mulai dari kesenjangan ekonomi, pendidikan, hingga politik.
Menurutnya, peran industri, khususnya industri kimia, menimbulkan dampak positif maupun negatif. Dampak kurang baik yang dapat ditimbulkan di antaranya eksploitasi energi dan sumber daya alam, demoralisasi masyarakat, juga pengonsentrasian penduduk.
Walau demikian, Prof. Muslikhin menyebut terdapat beberapa dampak positif, seperti menghasilkan produk-produk yang menjadi bahan baku untuk industri yang lain. Menurutnya, tanpa industri kimia, industri yang lain tidak bisa berjalan.
Dua dampak positif lain yang ia sebutkan adalah, industri kimia bisa memberikan nilai tambah, contoh dari bahan mentah yang berharga murah, ketika sudah diolah/dikemas menjadi harga yang mahal. Kemudian, diversifikasi ekonomi terjadi, di mana banyak sirkulasi ekonomi yang bisa berkembang di masing-masing wilayah tertentu, sehingga mampu meningkatkan daya saing bangsa.
Prof. Muslikhin juga memberikan contoh refleksi yaitu berkaca pada negara Tiongkok. Jika dilihat, di Tiongkok semua lini berkembang, di mana banyak produk yang mungkin masyarakat dunia atau masyarakat Indonesia sendiri konsumsi adalah produk Tiongkok. Hal tersebut membuktikan industri yang tumbuh dapat meningkatkan daya saing.
“Bagaimana cara kita meningkatkan daya saing bangsa? Yaitu dengan cara berusaha untuk menggunakan produk dalam negeri sebisa mungkin,” ungkap Prof. Muslikhin.
Ia menyampaikan, usaha-usaha tersebut harus dilakukan bersama untuk bisa membuat daya saing kuat. Ketika kondisi dalam negeri kuat, negara bisa mengekspor berbagai hal, daya saing akan menjadi kuat, dan bisa meningkatkan pendapatan bangsa Indonesia.
Ia menambahkan, salah satu hal yang bisa bangsa Indonesia pelajari dari bangsa luar adalah mereka menginvestasikan hal yang besar untuk penelitian dan pengembangan. Terkadang terlihat seperti ‘membuang uang’, tapi menurutnya hal itu adalah investasi jangka panjang yang besar, dan terbukti membuat bangsa-bangsa itu kuat dan eksis.
Prof. Muslikhin menegaskan, kemajuan industri membutuhkan dukungan sumber daya manusia. Masyarakat muslim berperan besar mengembangkan keterampilan dan pengetahuan di semua sektor sehingga mampu beradaptasi, apalagi bangsa Indonesia mayoritas masyarakatnya adalah muslim. Dari situ, bangsa Indonesia diharapkan menjadi negara yang kuat, besar dan disegani negara-negara lain.
Terakhir, Prof. Muslikhin menyampaikan bahwa seorang muslim seharusnya tidak perlu khawatir berlebihan terhadap apa yang sedang dihadapi kini. Ia menyarankan agar fokus pada setiap usaha yang dilakukan dan ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah. Ia juga menyarankan agar percaya bahwa amal-amal tersebut akan dibawa ke hari kiamat kelak, dan memastikan amal tersebut adalah amal yang bermanfaat. (Amalia Nurin Al Fath/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Tim Media Masjid Kampus UGM)