Masjid Kampus UGM menghadirkan Dr. Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc. (Pengasuh Pondok Pesantren Darush Shalihin) sebagai khatib Jumat kali ini (5/12) di Ruang Utama Masjid Kampus UGM. Tema yang diusung adalah “Allah Maha Bijaksana”, membahas Islam sebagai agama yang adil.
Mengawali Khutbah Jumat-nya, Abduh menegaskan bahwa Islam itu agama yang adil. Ketika keadilan ditegakkan, maka keadilan tidak dipengaruhi dengan status sosial, tidak dipengaruhi dengan jabatan, tidak dipengaruhi oleh popularitas, tidak dipengaruhi oleh kedekatan hubungan. Semua manusia diperlakukan sama dalam Islam. Hukum yang Allah terapkan pun tidak serta-merta tanpa alasan. “Tidak ada satupun hukum yang Allah tetapkan kecuali punya hikmah, memiliki hikmah dan kebaikan bagi manusia baik di dunia maupun di akhirat,” terang beliau.
Abduh Tuasikal mengajak jemaah untuk melihat bagaimana keadilan hukum Islam tidak berat sebelah dan tidak pilih kasih. Ia menyampaikan kisah pada peristiwa Fathu Makkah (Penaklukan Makkah) di tahun 8 Hijriah, seorang wanita terpandang dari Bani Makhzum kedapatan mencuri. Kaum Quraisy merasa khawatir dengan tercorengnya nama baik bangsawan tersebut sehingga mereka meminta Usamah bin Zaid untuk memohon keringanan hukuman kepada Nabi Muhammad. Permintaan ini membuat Rasulullah marah. Rasulullah menyampaikan khotbah yang sangat tegas, menekankan prinsip keadilan hukum Islam dan menolak segala bentuk pilih kasih. Rasulullah bersabda bahwa kehancuran umat-umat sebelum mereka disebabkan karena mereka membebaskan orang mulia yang mencuri, tetapi menghukum orang lemah.
Baca juga: Abdul Mustaqim Paparkan Hubungan antara Kejernihan Iman dan Stabilitas Psikologis
“Tapi di balik itu kalau tadi mencuri dikenakan hukum potong tangan tadi, Islam juga dengan sangat adilnya mempertimbangkan yang melakukan itu, maaf kemaluannya. Tapi kemaluan tidak diapa-apakan ketika itu. Tapi kena hukum cambuk atau kena hukum rajam. Imam Ibnu Qayyim katakan karena kalau masalah hukum tangan dipotong satu masih ada tangan yang lainnya yang beraktivitas. Kalau kemaluan tidak bisa seperti itu,” jelas Abduh Tuasikal. Ia menambahkan, “Hikmah yang lainnya lagi karena ketika perzinaan itu berlangsung seluruh tubuh itu merasakan nikmat. Maka hukum yang adil itu adalah terapkan hukuman juga untuk rajam seluruh tubuh kena untuk cambuk seluruh tubuh juga kena dan itulah hukum yang adil dalam agama Islam.”
Abduh Tuasikal melanjutkan Khutbah Jumat-nya dengan menyampaikan penjelasan mengenai pembalasan amal baik dan buruk di akhirat, A’raf sebagai tempat antara surga dan neraka, keadilan Allah dalam hukumnya, serta konsekuensi dari setiap tindakan baik dan buruk. Ia menutup penyampaiannya dengan doa untuk umat Muslim dan keselamatan mereka. Doa untuk keselamatan dan pertolongan bagi saudara-saudara Muslim di berbagai tempat. Lebih lengkapnya, simak pada video di bawah ini!