Direktur Sosialisasi dan Komunikasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Prof. Dr. Agus Moh. Najib, M.Ag. menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa daerah, dialek, dan agama. Semua perbedaan ini tidak menjadi sangat berarti karena Indonesia adalah negara dengan semboyan bhinneka tunggal ika – yang memiliki makna walau berbeda-beda tetapi tetap satu jua – dan diikat oleh Pancasila. Demikian dipaparkan dalam materi ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1444 H “Rasionalisasi dan Operasionalisasi Pancasila: Dari Realitas Subjektif menuju Realitas Objektif” di Masjid Kampus UGM, Rabu (12/4).
Bertempat di Masjid Kampus UGM, guru besar ilmu politik, politik internasional, dan diplomasi kebudayaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Prof. Dr. Tulus Warsito, M. Si. memberikan ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1444 H, Selasa (11/4). Dalam awal ceramah bertajuk “Posisi dan Kontribusi Indonesia dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia di Tengah Ancaman Krisis Global”, beliau menjelaskan bahwa sejak Indonesia merdeka, melaksanakan perdamaian dunia adalah pernyataan (statement) dasar dalam membangun Indonesia. Hal ini dicantumkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 “…ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Intelegensi merupakan pokok bahasan umum yang ada di sekitar kita. Istilah yang dikenal juga dengan sebutan intelektual dan cendekia ini merupakan kemampuan seseorang dalam menjawab masalah yang ada di masyarakat. Hal ini dikemukakan oleh Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM, Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A dalam Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H, Selasa (11/4) di Masjid Kampus UGM.
“Pendidikan adalah hal yang kompleks, karena ia merupakan bagian dari peradaban,” sebut Rektor Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed saat membuka ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1444 H Senin (10/4) di Masjid Kampus UGM. Dalam ceramah berjudul “Pendidikan dan Kemajuan IPTEK Era Kontemporer: Antisipasi Industrialisasi dan Komersialisasi Pendidikan” yang dibawakannya, ia menekankan pentingnya berwakaf untuk pendidikan. Hal ini disebabkan maraknya industrialisasi dan komersialisasi pendidikan zaman sekarang, yang membuat tidak semua orang dapat mengenyam pendidikan dengan kualitas yang baik.
Memasuki minggu ketiga bulan Ramadan, Masjid Kampus UGM kembali menghadirkan pembicara Ramadan Public Lecture untuk membahas isu-isu kebangsaan. Pada Ahad (3/4), Guru Besar FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc Sc., Ph.D menyampaikan ceramah bertema “Menakar Resiliensi Sistem Ekonomi Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global”. Menurutnya pandemi menjadi momentum di mana ketimpangan dan ketidakadilan semakin kentara sehingga dibutuhkan sistem ekonomi nasional yang inklusif.
Umat Islam tentu mempercayai keberadaan makhluk gaib atau makhluk yang tidak kasat mata, termasuk jin. Setiap mendengar kata tersebut, pasti kita akan selalu berpikiran pada hal yang negatif. Hal tersebut disampaikan oleh Ustaz Syatori Abdurrauf pada jamaah Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM, Ahad (9/4).
Masjid Kampus UGM menjadi satu dari sepuluh institusi masjid yang menerima anugerah Nabawi Award 2023 dari pengurus pusat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Penghargaan diberikan saat peringatan Nuzulul Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Sabtu (8/4); acara tersebut dilaksanakan sebagai kerja sama ICMI dengan takmir Masjid Istiqlal dan harian Republika.
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Psi., Psikolog – atau yang akrab dipanggil Kak Seto, memberikan ceramah tarawih dalam Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM. Dalam ceramah dengan tajuk “Arti Penting Pendidikan Keluarga bagi Pembangunan Nasional” itu, beliau memaparkan bahwa pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Makna penting dari pendidikan sendiri ialah tidak melupakan pendidikan formal, yaitu keluarga.
Islam menetapkan dua prinsip dasar yang menjadi kaidah kegiatan ekonomi. Dalam ceramah Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM Jumat (7/4), dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D. menyebut bahwa prinsip pertama ialah maslahat.
Ramadan Public Lecture (RPL) 1444 H kembali menggelar diskusi panel pada Kamis (6/4) di Masjid Kampus UGM. Mengangkat tema “Urun Rembuk Nasional Masa Depan Industri Dirgantara Indonesia”, diskusi panel ini mengundang Staf Ahli Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Heri Yansyah, M.B.A. dan Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T. sebagai pembicara, dengan dimoderatori dosen FTMD ITB Ir. Ony Arifianto, Ph.D., IPM.