Pada khutbah Jumat yang dibawakan oleh Muhammad Najib Azca pada penghujung bulan Oktober 2025, secara khusus membicarakan topik yang sangat penting dan relevan dengan situasi hari-hari ini, yakni mengenai pembelaan umat Muslim terhadap saudara-saudaranya di bumi Palestina.
Najib Azca mengingatkan kembali para jamaah salat Jumat mengenai situasi di Palestina sampai detik ini masih mengalami nasib yang sangat buruk dan memprihatinkan. Oleh karena itu, umat Muslim harus melakukan upaya untuk memberikan pembelaan dan dukungan kepada saudara seagama yang sedang mengalami nasib tidak baik.
Diawali dengan memfokuskan pada pembahasan sengketa dan perang antara Israel dan Palestina yang telah menjadi episentrum konflik regional, bahkan global, sejak satu abad lalu. Deklarasi Balfour, yang memberikan hak bagi warga Israel untuk mendirikan negara di bumi Palestina menjadi tonggak awal mula bencana-bencana yang terjadi di bumi Palestina hingga hari ini.
Selanjutnya, beliau mengutarakan jika konflik dan perang terus terjadi maka perdamaian hanyalah mimpi kosong yang tidak mungkin terwujud. Oleh sebab itu, umat Muslim mengupayakan apa yang bisa untuk mewujudkan kemerdekaan bagi saudara-saudara di bumi Palestina.
“Kita sudah mendapatkan tugas dari para pendiri negara kita, sebagaimana yang terumuskan pembukaan Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945. Dari amanat ini, kita sebagai warga negara Indonesia untuk melaksanakan ketertiban dunia,” ujarnya.
Najib Azca menekankan bahwa perdamaian dan keadilan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Perdamaian tidak bisa terjadi jika tidak ada keadilan. Nama Johan Galtung juga disebut oleh beliau untuk menegaskan bahwa perdamaian yang positif ditandai kehadiran keadilan serta relasi yang harmonis antarumat manusia. Berkaca pada teori ini, beliau memandang dalam kondisi ini masih jauh dari perdamaian positif.
Konsep keadilan dalam Surah An-Nahl ayat 90 juga disinggung oleh Najib Azca. Menurutnya, keadilan adalah konsep kunci dalam agama Islam. Oleh karena itu, beliau mengajak jamaah untuk mengupayakan terwujudnya keadilan di bumi Palestina.
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa momentum kemenangan untuk rakyat Palestina sudah semakin nyata. Saat ini di seluruh dunia sudah mulai muncul kesadaran bersama bahwa Palestina adalah bangsa yang mengalami penindasan, sedangkan Israel adalah penjahat kemanusiaan. Survei di berbagai negara juga semakin kuat menyampaikan pesan bahwa yang terjadi di Palestina merupakan bencana kemanusiaan (genosida). Selain itu, kelompok terdidik di berbagai negara pun sangat solid mendukung kemerdekaan Palestina.
Untuk menutup khutbah Jumat, Najib Azca mendoakan seluruh jamaah agar senantiasa mendapat perlindungan, keberkahan, dan selalu dalam iman Islam hingga akhir hayat. (Safitri Ingka)