• UGM.AC.ID
  • Jama’ah Shalahuddin UGM
  • Rumah ZIS UGM
  • Perpus Baitul Hikmah
  • KB-TK Maskam UGM
  • Mardliyyah UGM
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Sejarah Masjid Kampus UGM
    • Manajemen Masjid
  • Kegiatan dan Layanan
    • Kegiatan dan Layanan
    • Fasilitas dan Gerai
    • Akad Nikah
    • Formulir Peminjaman Fasilitas
    • Prosesi Kembali Ke Islam
  • Artikel
    • Beranda Artikel
    • Ibadah dan Kajian Islam
    • Diskusi Paradigma Profetik
    • Sakinah Academy
    • Maskam Public Lecture
    • Ramadan Public Lecture
    • Berita dan Informasi Lain
    • Tulisan dan Khutbah
  • Donasi
  • Kontak
  • Beranda
  • Ibadah dan Kajian Islam
  • Ridwan Saptoto: Berhala Modern Itu Bernama Uang

Ridwan Saptoto: Berhala Modern Itu Bernama Uang

  • Ibadah dan Kajian Islam
  • 26 September 2025, 07.21
  • Oleh: alkansafauziyyah2303
  • 0

Dr. Ridwan Saptoto, S.Si., M.A., Psikolog. mengisi Kajian Kamis Sore di Masjid Kampus UGM. Dengan nada tenang namun tegas, ia mengangkat topik yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari, yaitu “Menuhankan Uang: Hilangnya Marwah Manusia Akibat Materialisme.”

Dalam paparannya, Ridwan mengingatkan bahwa zaman modern menghadirkan bentuk “kesyirikan” baru. Jika dulu manusia menyembah berhala, kini banyak yang justru “menyembah” uang. Fenomena itu, katanya, terlihat jelas di berbagai kasus: mulai dari korupsi kuota haji hingga gaya hidup yang mengukur harga diri dari kendaraan yang dikendarai.

“Bahkan ibadah pun bisa dijadikan jalan untuk korupsi,” ujarnya, menyinggung kasus penyalahgunaan dana haji yang sempat mencuat di Indonesia.

Sebagai psikolog, Ridwan menyoroti bagaimana masyarakat sering menganggap uang sebagai solusi semua masalah, padahal materi sejatinya rapuh dan mudah hilang. Ia menuturkan sebuah kisah tentang seorang jenderal Tiongkok yang begitu terikat pada koleksi cangkir antiknya, hingga menyadari betapa benda mati itu mampu membuatnya lebih takut daripada menghadapi ribuan musuh di medan perang.

Lebih jauh, Ridwan mengaitkan fenomena materialisme dengan konsep psikologi anchor theory maksudnya bahwa manusia selalu mencari sandaran dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian hidup. Sayangnya, banyak orang menjadikan materi sebagai jangkar utama, padahal ia rentan goyah. “Sandaran yang paling kokoh adalah nilai spiritual yang terhubung dengan Allah,” tegasnya.

Dalam sesi tanya jawab, peserta juga menyinggung fenomena suap yang merajalela. Ridwan menanggapi dengan menekankan bahwa masalah korupsi bukan sekadar soal gaji kecil atau besar, melainkan soal keserakahan yang tak mengenal batas. “Dalam psikologi ekonomi, kepuasan manusia tidak pernah terbatas. Maka solusinya bukan sekadar menaikkan penghasilan, melainkan kesadaran diri untuk berkata: enough is enough,” jelasnya.

Kajian yang digelar pada 25 September 2025 di Masjid Kampus UGM itu ditutup dengan ajakan untuk kembali pada konsep insan kamil yaitu manusia paripurna yang menjaga keseimbangan antara usaha maksimal dan kepasrahan penuh kepada Allah. Dengan begitu, marwah manusia tidak terjerat oleh jebakan materialisme, melainkan kembali tegak dalam kemuliaan akhlak dan kebermanfaatan bagi sesama.

Tags: agama dana masyarakat anchor theory etika dan akhlak gaya hidup konsumtif insan kamil Kajian Jogja Kajian Kampus Jogja kehidupan modern korupsi korupsi dan moralitas krisis moral marwah manusia Masjid Kampus UGM Maskam UGM materialisme pendidikan karakter psikolog ugm psikologi islami spritualitas uang dan kehidupan

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Artikel Terbaru

  • Ingin Merasa Lebih ‘Kaya’? Akhmad Akbar Susamto: Kuncinya di Hati, Bukan Gaji
  • Feri Amsari: Jangan Abaikan Inti Persoalan, Kenaikan Pajak dan Arogansi Bupati!
  • Ketimpangan Ekonomi dan Beban Pajak Rakyat, Media Askar Ingatkan Bahaya Sosial-Politik
  • Okky Madasari: Peristiwa Pati Jadi Simbol Solidaritas Publik Melawan Penindasan
  • Teguh Bandang Waluyo Jamin Pansus Hak Angket Pemakzulan Bupati Pati Terbuka
Universitas Gadjah Mada

MASJID KAMPUS UGM

Jalan Tevesia 1 Bulaksumur, Caturtunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: masjidkampus[@]ugm.ac.id

© Takmir Masjid Kampus UGM - Badan Pengelola Masjid UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju