• UGM.AC.ID
  • Jama’ah Shalahuddin UGM
  • Rumah ZIS UGM
  • Perpus Baitul Hikmah
  • KB-TK Maskam UGM
  • Mardliyyah UGM
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Sejarah Masjid Kampus UGM
    • Manajemen Masjid
  • Kegiatan dan Layanan
    • Kegiatan dan Layanan
    • Fasilitas dan Gerai
    • Formulir Peminjaman Fasilitas
    • Prosesi Kembali Ke Islam
  • Artikel
    • Beranda Artikel
    • Ibadah dan Kajian Islam
    • Diskusi Paradigma Profetik
    • Sakinah Academy
    • Maskam Public Lecture
    • Ramadan Public Lecture
    • Berita dan Informasi Lain
    • Tulisan dan Khutbah
  • Donasi
  • Kontak
  • Beranda
  • Ramadan Public Lecture
  • Diksusi Panel RPL 1445H Singgung Transisi Energi di Indonesia

Diksusi Panel RPL 1445H Singgung Transisi Energi di Indonesia

  • Ramadan Public Lecture
  • 29 Maret 2024, 15.52
  • Oleh: Masjid Kampus UGM
  • 0

Moderator  :   Dr. Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng

Narasumber :

  1. Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc. (Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI)
  2. Prof. Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D.

Diskusi panel Ramadan Public Lecture yang pertama dilaksanakan di Masjid Kampus UGM pada Sabtu (23/3). Diskusi ini menghadirkan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc. dan Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D membawa sebuah tema berjudul “Menuju Net Zero Emision 2040 Dengan Transisi Energi di Indonesia”.

Dadan membacakan Surat Al-A’raf ayat 56 yang melarang umat Islam berbuat kerusakan di muka bumi. Hal ini berkaitan dengan permasalahan dunia saat ini yang semakin panas serta mengancam keselamatan bumi dan lingkungan hidup.

“Peningkatan temperatur pemanasan global sebesar 1,5-2°C sangat dirasakan saat ini. Salah satunya peningkatan bencana hidrometeorologi yang berpotensi mengakibatkan kerugian 4% dari PDB, bagi makhluk hidup hewan bertulang belakang berdampak akan musnah, dampak terhadap laut 70-90% terumbu karang berkurang serta ekosistem daratan bumi berubah” paparnya.

 Dadan menjelaskan, meski masih ada batubara yang cukup dan boleh untuk dipakai, tetapi  sebaiknya tidak dilepaskan ke atmosfer. Ia mengajak masyarakat bergesar dari energi berbasis karbon ke energi dengan sedikit karbon agar masyarakat bisa hidup lebih baik.

Dadan menjelaskan, hal pertama yang dapat dilakukan dalam menuju transisi yaitu pemanfaatan energi terbaru dengan pembangkit listrik. Langkah lainnya adalah transisi energi menjadi berbasis listrik, pemanfaatan energi surya, dan efisiensi energi. Ia menekankan pengistirahatan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), tetapi menurutnya tidak perlu dilakukan sekarang karena berbiaya besar.

 

Ajak Mahasiswa Ambil Peluang

Sementara itu, dalam paparannya, Prof. Tumiran menjelaskan Surah Al-Baqarah ayat 11-12. Ia lalu membandingkan udara Jakarta 35 tahun lalu, yang berbeda dengan saat ini. Ia melihat transisi energi sebagai upaya memperbaiki hal tersebut, namun dibutuhkan teknologi dan manusia yang mumpuni.

“Pergerakan transisi dari fosil ke energi terbarukan membutuhkan teknologi atau barang untuk konversi (energi). Berarti butuh sumber daya manusia, ada pabrik, proses itu harus dikerjakan oleh Indonesia, kalau tidak dikerjakan kita hanya talking (bicara) saja,” paparnya.

Beliau mengajak jemaah, terutama mahasiswa, untuk mengambil peluang dalam transisi energi supaya Indonesia bisa menjadi bangsa yang unggul. Transisi energi mendorong pertumbuhan ekonomi baru, menciptakan penguasaan teknologi energi baru dan terbarukan (EBT), dan menjadi bangsa mandiri. Ia mencontohkan Tiongkok sebagai contoh negara dengan transisi energi yang terlihat, di mana 39% energi listrik dipasok dari energi terbarukan.

“Adik mahasiswa, berpikirlah dengan keilmuan Anda berbisnis di sektor baru EBT, jangan berpikir untuk menjadi pekerja membuat produk baru untuk pengembangan EBT. Kita jadi orang terbelakang kalau kita hanya mengendalkan HP untuk order (pesan) dan order, kita harus menjadi produsen harus menjadi mandiri… Orang-orang muslim sekarang harus masuk sektor bisnis agar kita bisa bersedekah lebih banyak, jangan mau diberi saja,” paparnya.

Deendarlianto sebagai moderator menyampaikan, pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan nol emisi karbon (net zero emision) dalam era transisi energi. Beberapa hal sudah dilakukan, namun bergantung pada kemauan masyarakat untuk berpindah dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Menurutnya, semua pihak sepakat bahwa tidak ada yang dirugikan dari transisi energi. (Firdha Fadhilah/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Tim Media Masjid Kampus UGM)

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Artikel Terbaru

  • Guru Besar Filsafat UGM: AI dalam Kebijakan Publik Harus Berlandaskan Keadilan
  • Ketua Dewan Guru Besar UGM Ajak Raih Jiwa Muthmainnah Untuk Menjaga Bumi dan Semesta
  • Tenaga Ahli Kementan Jelaskan “Panca Krida Kedaulatan Pangan Nusantara” sebagai Jihad Pertanian
  • Wawan Mas’udi: Solidaritas Sosial sebagai Pondasi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
  • Mantan Wakil Ketua KPK: “Masih Ada Harapan” untuk Sistem Hukum Indonesia
Universitas Gadjah Mada

MASJID KAMPUS UGM

Jalan Tevesia 1 Bulaksumur, Caturtunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: masjidkampus[@]ugm.ac.id

© Takmir Masjid Kampus UGM - Badan Pengelola Masjid UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju