Webinar bertajuk Reformasi Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara dengan Pendekatan Environmental Impact Assessment dan Normatif Islam diselenggarakan pada Rabu (29/10) pukul 15.30–17.00 WIB melalui kanal YouTube Masjid Kampus UGM. Acara ini merupakan bagian dari seri Webinar Integrasi Ilmu Agama Seri Studi Lingkungan Hidup, dengan menghadirkan Dr. Wahyu Yun Santoso, S.H., M.Hum., LL.M., selaku Ketua Program Studi Sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
Diskusi Paradigma Profetik
Masjid Kampus UGM kembali mengadakan Webinar Integrasi Ilmu-Agama, melanjutkan seri Studi Lingkungan Hidup pada Rabu (22/10/2025) melalui Zoom Meeting serta ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube Masjid Kampus UGM. Webinar kali ini mengusung tema “Perargoforestrian dan Investasi Hijau dalam Islam: Dekolonisasi Scentific Foresty untuk Menangani Deforestasi Global” dibersamai oleh Prof. Priyono Suryanto, S.Hut., M.P., Ph.D. (Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM) selaku pembicara.
Dosen Departemen Hubungan Internasional FISIPOL UGM, Suci Lestari Yuana, S.IP., MIA., Ph.D. mengisi kajian Webinar Integrasi Ilmu-Agama Seri Studi Lingkungan Hidup. Tema yang dibahas adalah “Circular Economy dalam Perspektif Islam: Merumuskan Tata Kelola Sampah untuk Keberlanjutan Sosial-Ekologis” pada (15/10/2025). Kajian ini dilaksanakan secara daring serta dapat disaksikan melalui platform YouTube Masjid Kampus UGM.
Webinar bertajuk Transformasi Paradigma Ekologis: Integrasi Ilmu dan Spiritualitas dalam Merespons Perubahan Iklim dan Krisis Air digelar pada Rabu (8/10) secara daring melalui kanal YouTube Masjid Kampus UGM. Acara ini merupakan bagian dari seri Webinar Integrasi Ilmu Agama Seri Studi Lingkungan Hidup. Sesi kali ini menghadirkan Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., Dekan Sekolah Vokasi UGM.
Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, Prof. Dr. Djati Mardiatno, S.Si., M.Si menegaskan bahwa krisis ekologi kontemporer memerlukan solusi yang melampaui batas-batas disiplin ilmu. Presentasi ini berfokus pada integrasi mendalam antara perspektif ilmiah yang didasarkan pada data, dengan perspektif spiritualitas yang memberikan landasan etika dan moral. Djati Mardiatno menekankan bahwa krisis ekologi saat ini merupakan cerminan nyata dari kegagalan manusia dalam menyeimbangkan kemajuan peradaban dengan tanggung jawab ekologis.
Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar webinar serial “Integrasi Ilmu-Agama” dengan tema studi kebudayaan pada Rabu, 24 September 2024. Webinar sesi ketiga ini menghadirkan Dr. Imam Wicaksono, Lc., M.A., seorang dosen dari Departemen Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya UGM. Acara yang diselenggarakan langsung melalui Zoom Meeting dan disiarkan melalui kanal YouTube Masjid Kampus UGM ini mengangkat tema “Kebudayaan Profetik sebagai Alternatif Peradaban: Kritik terhadap Budaya Materialistik dan Individualistik”.
Dalam pemaparannya, Imam menyampaikan gagasan bahwa kebudayaan profetik seharusnya tidak hanya dianggap sebagai alternatif, melainkan sebagai solusi utama bagi peradaban. Beliau menekankan bahwa budaya profetik dapat mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh budaya materialistik dan individualistik yang berkembang di tengah masyarakat saat ini.
Pada Jumat, 19 September 2025, Masjid Kampus UGM kembali menjadi ruang perjumpaan gagasan melalui diskusi profetik. Forum ini menghadirkan sejumlah dosen lintas fakultas yang memiliki perhatian pada paradigma profetik, dengan merujuk pada pemikiran Prof. Kuntowijoyo.
Masjid Kampus UGM kembali menggelar Webinar Integrasi Ilmu dan Agama dengan menghadirkan Dr. Budi Irawanto, S.IP., M.A., dosen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM. Webinar ini mengangkat tema “Estetika Profetik: Imajinasi Kesenian Islami sebagai Medium Transformasi Sosial”, yang menyoroti bagaimana seni islami tidak sekadar menampilkan keindahan visual, tetapi juga menjadi sarana spiritual dan pembebasan sosial.
Menurut Budi, estetika dalam tradisi Islam lahir dari kesadaran tauhid dan spiritualitas, berbeda dengan estetika Barat yang kerap menekankan aspek material dan bentuk. “Keindahan dalam Islam tidak berhenti pada wujud karya seni semata, melainkan mengajak manusia merenung dan mendekat kepada Sang Pencipta,” ungkapnya.
Webinar Integrasi Ilmu dan Agama yang dilaksanakan pada Rabu (3/9), menghadirkan Prof. Dr. Sangidu, M.Hum., Guru Besar Bidang Sastra Arab Modern FIB UGM. Dalam kesempatan itu, Sangidu mengulas tema “Budaya Profetik dalam Lanskap Urban: Menemukan Nilai-Nilai Kenabian di Tengah Pergeseran Tradisi”.
Sangidu mengawali dengan penjelasan mengenai proses penciptaan manusia dan alam semesta, dan dalam proses kehidupannya, manusia mengalami perjalanan luar biasa dan penuh dosa. Oleh karena itu, agar dapat kembali pada Allah Swt. dengan keadaan yang suci, maka manusia perlu melakukan Tazkiyatun Nafs. Salah satu metode Tazkiyatun Nafs untuk membersihkan diri, yakni melalui “Tarekat”.
Pasca Revolusi Mesir sebagai dampak atas fenomena Arab Spring pada 2011, kehidupan sufisme tarekat dalam melakukan dzikir sebagai cara mendekatkan diri pada Allah ini mengalami dinamika perkembangan yang signifikan. Sebelumnya, praktik tarekat selalu berada di Masjid dan dilakukan secara khusyu’. Namun, setelahnya anggota tarekat di Mesir menciptakan formulasi baru hingga tarekat mengalami transformasi dalam melantunkan dzikir (teknik mendekatkan diri pada Allah).
Artificial Intelligence (AI) pada dasarnya bukan sesuatu yang negatif, karena AI hanya tools yang bersifat pasif. Justru kerusakan dan konflik muncul dari perilaku manusia itu sendiri. Maka, karena AI hingga saat ini menjadi hal yang diperebutkan oleh banyak orang dalam mempelajarinya, jangan sampai umat muslim mendapatkan kerugiannya di dunia, bahkan di akhirat.
Hal tersebut disampaikan oleh Ir. Ridwan Wicaksono, S.T., M.Eng., Ph.D. dalam sesi materinya di Webinar Integrasi Ilmu-Agama dengan tema “AI untuk Perdamaian? Membaca Peluang dan Ancaman dari Perspektif Profetik”.