
Dr. Imam Wicaksono, Lc., M.A., Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM, menjadi pembicara dalam Mimbar Subuh pada Minggu (16/3) dengan tema “Manifestasi Keimanan Melalui Penerapan Sifat Shiddiq dalam Kehidupan”. Dalam kajian tersebut, beliau menekankan pentingnya kejujuran sebagai cerminan keimanan yang kuat. “Sifat shiddiq ini tidak mungkin bisa kita wujudkan apabila kita tidak memiliki keimanan yang kuat,” tegas Imam.
Imam memulai pemaparannya dengan mengungkapkan maraknya fenomena ketidakjujuran dalam kehidupan modern, termasuk kasus korupsi seperti pengelolaan minyak oplosan. Fenomena ini, menurutnya, bertentangan dengan prinsip Islam. Beliau mengutip QS Al-Ahzab ayat 70:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

Dok. Ramadhan Di Kampus UGM
Menurut Imam, kejujuran memerlukan dua instrumen utama, yaitu iman dan taqwa. Susunan ayat yang menjabarkan subjek orang-orang yang beriman kemudian diiringi dengan perintah bertakwa dan berkata kebenaran menjadi penjelas bahwa kejujuran merupakan komponen penting dalam kehidupan. “As-Shidqu dalam bahasa Arab berarti mengatakan suatu kebenaran dengan jujur. Rasulullah Saw. telah memiliki sifat ini sejak sebelum menjadi nabi, sehingga beliau diberi gelar Al-Amin (orang yang dapat dipercaya) oleh masyarakat Makkah,” jelasnya.
Imam juga menjelaskan tiga konsep teoritis As-Shidqu. Pertama, Ja’a al-Haqq Wa Zahaqa al-Batil, yang berarti kebenaran pasti akan terungkap dan kebatilan akan hilang. Kedua, Adh-Dhulumatu Maghlubatum bin-Nur, yang bermakna kegelapan akan dikalahkan oleh cahaya. Ketiga, Al-‘Aqlu Mutarradun ila Qabulil-Haqq, yang berarti akal akan selalu dipaksa untuk menerima kebenaran.
Sebagai penutup, Imam menawarkan solusi konkret untuk mengatasi ketidakjujuran, terutama dalam kasus korupsi. “Inilah manifestasi keimanan dalam konsep Shiddiq yang sebenarnya kita butuhkan. Jika sudah ada Al-Amin di semua sendi kehidupan, baik di level bawah maupun atas—para pemegang kebijakan, InsyaAllah dari mimbar masjid kampus ini bisa digaungkan solusi yang konkret,” pungkasnya. (Aufa Kayla Azzahra/Editor: Ismail Abdulmaajid/Foto: Ramadhan Di Kampus UGM)