• UGM.AC.ID
  • Jama’ah Shalahuddin UGM
  • Rumah ZIS UGM
  • Perpus Baitul Hikmah
  • KB-TK Maskam UGM
  • Mardliyyah UGM
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Sejarah Masjid Kampus UGM
    • Manajemen Masjid
  • Kegiatan dan Layanan
    • Kegiatan dan Layanan
    • Fasilitas dan Gerai
    • Akad Nikah
    • Formulir Peminjaman Fasilitas
    • Prosesi Kembali Ke Islam
  • Artikel
    • Beranda Artikel
    • Ibadah dan Kajian Islam
    • Diskusi Paradigma Profetik
    • Sakinah Academy
    • Maskam Public Lecture
    • Ramadan Public Lecture
    • Berita dan Informasi Lain
    • Tulisan dan Khutbah
  • Donasi
  • Kontak
  • Beranda
  • Ibadah dan Kajian Islam
  • Habib Novel Alaydrus: Ibadah Sejati Tumbuh dari Cinta, Bukan Keterpaksaan

Habib Novel Alaydrus: Ibadah Sejati Tumbuh dari Cinta, Bukan Keterpaksaan

  • Ibadah dan Kajian Islam
  • 3 Oktober 2025, 08.03
  • Oleh: alkansafauziyyah2303
  • 0

Pada Kamis, 2 Oktober 2025, Masjid Kampus UGM kembali menggelar Kajian Kamis Sore yang menghadirkan Habib Novel bin Muhammad Alaydrus. Acara ini diikuti oleh ratusan jamaah yang memenuhi ruang utama masjid. Dengan tema “Ketika Ibadah Bukan Lagi Beban tetapi Kebutuhan”, kajian ini berhasil membuka pandangan baru bagi banyak orang tentang bagaimana memaknai ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi sebagian orang, ibadah sering kali terasa berat. Bangun subuh untuk salat, berpuasa sebulan penuh, atau bahkan sekadar menahan diri dari hal-hal yang diharamkan kadang dianggap sebagai kewajiban yang membebani. Namun, sebenarnya ibadah bukanlah sebuah beban. Justru, ia adalah kebutuhan dasar manusia, sama seperti makan, minum, atau bernapas.

Baca juga: Kepala PSLH UGM: Krisis Ekologi adalah Cermin Kegagalan Manusia Menjaga Bumi

Ibadah bukan hanya soal rukuk dan sujud. Ia adalah seluruh bentuk ketaatan kepada Allah. Bekerja untuk keluarga dengan penuh tanggung jawab, menuntut ilmu demi ridha orang tua, hingga tersenyum tulus kepada sesama. Semua itu bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah. Sayangnya, banyak yang memahami ibadah hanya sebatas ritual—salat, puasa, haji—sehingga ketika kesibukan dunia mengganggu, ibadah terasa seperti tugas tambahan yang membosankan.

Padahal, rahasia agar ibadah terasa ringan adalah cinta. Ketika hati sudah jatuh cinta kepada Allah, semua perintah-Nya menjadi kerinduan, bukan paksaan. Lihatlah bagaimana seorang ibu rela mengandung sembilan bulan, melahirkan dengan taruhan nyawa, bahkan merawat anak tanpa pamrih. Ia melakukannya bukan karena disuruh, melainkan karena cinta. Begitu pula seharusnya ibadah kita kepada Allah: lahir dari rasa syukur dan cinta, bukan sekadar takut akan dosa.

Agar ibadah terasa manis, kita perlu memahami manfaatnya. Seperti orang yang rela jogging meski lelah demi kesehatan, ibadah pun memberi ketenangan hati, keberkahan hidup, dan jalan keluar dari kesulitan. Bahkan, ibadah adalah cara terbaik kita “berkomunikasi” dengan Allah. Jika doa adalah curahan hati, maka ibadah adalah bahasa cinta kita kepada Sang Pencipta.

Ketika ibadah dijalani dengan kesadaran penuh, ia bukan lagi rutinitas kaku, melainkan kebutuhan jiwa. Kita akan rindu untuk bersujud, merasa damai saat berdzikir, dan tenang ketika mendekat kepada-Nya. Sebab sejatinya, jiwa manusia hanya akan merasa cukup ketika dekat dengan Tuhannya. (Alkansa Fauziyyah / Editor: Indra Oktafian Hidayat)

 

Tags: Habib Novel bin Muhammad Alaydrus ibadah bukan beban ide kajian Kajian Jogja Kajian Kampus Jogja kajian puasa kajian senin kamis Masjid Kampus UGM Maskam UGM

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Artikel Terbaru

  • Siti Muti’ah Setiawati: Gaza Runtuh Karena Dunia Menutup Mata terhadap Keadilan
  • Adil Salim Algoul: Kunci Ketahanan Gaza adalah Infrastruktur Bawah Tanah
  • Zahra Frida Intani & Rakhman Satrio Wicaksono Kupas Strategi Resolusi Konflik dalam Keluarga
  • Gen Z Sulit Curhat pada Orang Tua: Perspektif Psikologi dan Islam
  • Okrisal Eka Putra: Ini Empat Sunnah Nabi dalam Politik dan Kekuasaan
Universitas Gadjah Mada

MASJID KAMPUS UGM

Jalan Tevesia 1 Bulaksumur, Caturtunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: masjidkampus[@]ugm.ac.id

© Takmir Masjid Kampus UGM - Badan Pengelola Masjid UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju