Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. menyampaikan bahwa kehidupan keislaman dan demokrasi di Indonesia mengalami perkembangan yang cenderung lebih baik. Konteks yang perlu dipahami dalam hal ini ialah terjadinya pergeseran dari otoritariansme ke demokrasi. Demikian seperti tersurat pada ceramah tarawih Ramadhan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM, Sabtu (15/4).
Oleh karena itu, Arie berharap kehidupan menjadi lebih baik, ruang partisipasi masyarakat makin terbuka, dan prinsip kekuasaan bisa dipertanggungjawabkan. Ia berharap masyarakat yang demokratis bisa terbangun, yakni masyarakat yang menghargai perbedaan yang majemuk, karena keberagaman menjadi cermin di dalam praktik kehidupan sehari-hari. “Islam menjadi bagian penting di dalam sejarah politik Indonesia. Oleh sebab itu, membincangkan Islam dan demokrasi itu cukup relevan.” jelasnya dalam ceramah bertema “Islam dan Demokrasi: Optimalisasi Pesan Moral Keagamaan Dalam Konsolidasi Demokrasi” ini.
Arie juga melihat potensi umat Indonesia yang besar. “Masyarakat Islam berjumlah mayoritas. Tentu punya harapan besar [yang] berkorelasi positif, [yaitu] masyarakat Islam mencerminkan (dicerminkan dengan) masyarakat Islami.” tambahnya.
Masyarakat Islam, menurutnya, memiliki tantangan serius yaitu membawa nilai kebaikan. “[Ini] tercermin dalam praksis keseharian, yang tidak sekedar simbolik melainkan pentingnya menilai keislaman… politik demokrasi… bukan yang semata-mata ada di permukaan,” jelasnya. Dengan demikian, Arie menekankan mengenai pentingnya masyarakat menjawab tantangan tersebut.
Beliau mengingatkan bahwasannya generasi Islam semestinya berperan untuk menjadi agen penceramah, serta bergerak untuk menangani hoaks dan segala macamnya. Kontestasi di media harus diramaikan, maka Arie mengajak untuk memengaruhi kontestasi itu untuk tujuan kebaikan, misalnya berani menginisiasi diskusi soal kemanusiaan. “Hal tersebut menjadi salah satu usaha untuk membangun kemartabatan. Apabila hal tersebut tidak mampu dimanfaatkan, maka kita mengalami decline (kemunduran) yang luar biasa,” lanjutnya.
Menutup ceramahnya, beliau berpesan agar generasi muda bangkit membangun keadaban di tengah masyarakat. “Generasi muda harus mampu memuji prestasi hari ini. Masa depan demokrasi dan masyarakat Islami sangat ditentukan generasi hari ini. Kita harus bangkit membangun kemartabatan, keadaban… konsolidasi nilai itu akan menjadi investasi besar buat kita,” tutupnya. (Adilla Falasifah/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Rama S. Pratama/Hafidah Munisah)