Dalam ceramah tarawih Ramadan Public Lecture pada Sabtu (01/04) di Masjid Kampus UGM, Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU. membedah seberapa penting farmasi dalam negeri. “Perang yang paling berat bukanlah perang melawan bencana alam, bukan perang manusia melawan manusia, melainkan memerangi penyakit,” katanya.
Budi mengutarakan dalam ceramah bertajuk “Mewujudkan Kemandirian Bahan Baku Farmasi Dalam Negeri” tersebut bahwa urgensi farmasi dalam negeri disebabkan pembawa penyakit sangat sulit dilawan dengan mata telanjang. Mereka terdiri atas virus, bakteri, parasit, dan jamur, yang mana mereka dalam bentuk banyak dan cukup kuat untuk menyerang kesehatan manusia.
Beliau menerangkan pula mengenai perjuangan pelik yang dihadapi Kementerian Kesehatan RI saat masa pandemi Covid-19. “Kami mengalami kewalahan, apalagi masyarakat langsung FOMO (takut ketinggalan, red.) sampai masker di semua apotek habis,” lanjutnya.
Namun demikian, dengan pengalaman pahit pandemi yang lalu, ia mengaku Kementerian Kesehatan RI akan lebih mempersiapkan strategi dan kewaspadaan lebih awal. “Dengan pengalaman kemarin, kamu mulai sekarang sudah mencicil beberapa strategi. Dimulai dari reformasi sistem kesehatan, industri farmasi obat, vaksinasi, bioteknologi, dan obat-obatan yang berasal dari hewan.” terang sang menteri.
Budi mengimbau dan berpesan kepada para jemaah tarawih yang hadir agar selalu menjaga kesehatannya, karena menurutnya kekayaan yang paling berarti adalah kesehatan. “Semoga dengan berpuasa kesehatan tubuh kita makin baik, jangan lupa pula harus diimbangi olahraga,” pungkasnya. (Adilla Falasifah/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Arya Hudia, Hafidah Munisah)