Masjid Kampus UGM kembali menggelar Kajian Kamis Sore pada Kamis, 30 Oktober 2025 di Ruang Utama Masjid Kampus UGM. Kajian kali ini menghadirkan dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes., yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pembinaan Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial, dan Resiliensi Bencana.
Kajian ini mengusung tema “Santri Sehat, Negeri Kuat: Peran Gaya Hidup Sehat dalam Islam Demi Mewujudkan Generasi Tangguh”, Agus mengingatkan jamaah akan pentingnya anugerah kesehatan yang sering dilalaikan. “Ada kalimat bijak, kesehatan bukan segalanya, tapi segalanya tidak bisa dinikmati ketika orang itu tidak sehat,” ujarnya.
Dalam mengawali materinya, Agus mengingatkan melalui hadis Nabi Muhammad ﷺ mengenai dua nikmat yang sering membuat manusia lalai. “Dua nikmat yang banyak manusia dilalaikan di dalamnya, yaitu: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).
Agus menekankan bahwa manusia sering kali baru menyadari betapa berharganya sehat justru “ketika sedang diambil oleh Allah”. Padahal, Rasulullah SAW telah berpesan untuk menjaga lima hal sebelum datang lima hal lainnya. Salah satunya adalah “jaga sehatmu sebelum sakitmu,” tutur Agus.
Sehat Tidak Hanya Fisik
Agus menyoroti pemahaman umum yang menganggap “sehat ya tidak sakit”. Menurutnya, konsep sehat dalam Islam jauh lebih luas dan saling terhubung. Agus memaparkan definisi sehat dalam perkataannya, “Sehat harus dimaknai kondisi bahagia dan sejahtera seseorang sejak dari fisiknya, mentalnya, spiritual, dan juga peran sosial. Jadi ketika fisiknya, mentalnya, sosial, spiritualnya itu baik, barulah dia sehat.”
Ia menceritakan pengalamannya menangani pasien yang keluhan fisiknya tidak kunjung sembuh meski telah dirawat . Setelah didalami, masalah utamanya ternyata bukan pada fisik, melainkan pada aspek sosial dan mental, yakni “utangnya banyak” dan “habis kehilangan motor, dua”.
Setelah aspek mental dan spiritual pasien tersebut dikuatkan, “ternyata kemudian problem fisik yang tadi disampaikan keluhan itu membaik,” ujarnya.
Meneladani Pola Hidup Sehat ala Rasulullah
“Rasulullah dalam riwayat jarang sekali sakit,” sebut Agus. Disebutkan bahwa Rasulullah hanya mengalami sakit berat 2 kali dalam hidupnya: saat diracun dan menjelang wafat. Agus kemudian membagikan beberapa prinsip hidup sehat yang dapat diteladani dari Rasulullah.
- Menjaga Kesehatan dan Kebersihan
Wudhu tidak hanya membersihkan dari kotor, tetapi juga hadas dan najis . Secara ilmiah, dr. Agus mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa berkumur dan istinsak (memasukkan air ke hidung) saat berwudhu terbukti “sangat signifikan terjadi pengurangan” angka kuman di rongga mulut dan hidung . - Menjaga Pola Makan
Al-Quran memerintahkan manusia untuk mengonsumsi makanan yang halalan thayyiban (halal dan baik). Konsep thayyib (baik) tidak hanya berarti bersih atau bergizi , tetapi juga harus dimaknai “kalau makanan itu masuk ke tubuh secara keilmuan dampaknya thayyib (baik)”.
“Contoh ini begini, kalau saya penderita kencing manis, hukum asli gula itu halal… Tapi kalau saya penderita kencing manis, gula murni belum tentu thayyib, maka jangan dimakan,” jelasnya. - Batasi, Jangan Berlebihan
Prinsip selanjutnya adalah makan “ketika lapar” dan “berhenti makan sebelum kekenyangan”. Ia mengingatkan bahwa pergeseran gaya hidup saat ini membuat banyak orang menderita akibat over nutrisi , yang dapat memicu penyakit berbahaya seperti stroke, diabetes, dan gangguan jantung.
“… saking nikmatnya, kita sering kelewatan (makan). Maka penyelamat untuk sehat dalah imbangi. Dengan aktivitas fisik yang menetralkan masuknya terlalu banyak,” ujar Agus.
Bahaya Marah ke Kesehatan
Selain kesehatan fisik, dr. Agus memberikan penekanan khusus pada pentingnya menjaga kesehatan mental. Ia mengingatkan pesan Rasulullah yang paling sering diulang kepada seorang sahabat, yaitu janganlah kau mudah marah.
Nasihat ini, menurutnya, sangat relevan dengan ilmu kedokteran modern. “Banyak penelitian menunjukkan emosi negatif dan marah meningkatkan kejadian serangan jantung,” tegasnya.
Ia memaparkan data penelitian dari John Hopkins School of Medicine yang menemukan bahwa laki-laki yang memiliki kebiasaan marah “memiliki potensi mengalami serangan jantung tiga kali lebih besar” dibandingkan mereka yang hidup biasa. Ia juga menyebutkan bahwa marah juga dapat memicu stroke.
Penutup
Sebagai penutup, dr. Agus berpesan agar jamaah membiasakan senyum untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. “Ingat, senyum… bahkan senyum yang dipaksa dibikin-bikin, itu menaikkan kadar endorfin tubuh,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa senyum tidak hanya menyehatkan, tetapi juga bernilai ibadah, sesuai sabda Rasulullah SAW, “Jangan sepelekan perbuatan baik, sekalipun itu hanya ketemu orang lain dengan wajah berseri,” pungkasnya dalam kajian ini. (Isa Maliki)