• UGM.AC.ID
  • Jama’ah Shalahuddin UGM
  • Rumah ZIS UGM
  • Perpus Baitul Hikmah
  • KB-TK Maskam UGM
  • Mardliyyah UGM
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Sejarah Masjid Kampus UGM
    • Manajemen Masjid
  • Kegiatan dan Layanan
    • Kegiatan dan Layanan
    • Fasilitas dan Gerai
    • Formulir Peminjaman Fasilitas
    • Prosesi Kembali Ke Islam
  • Artikel
    • Beranda Artikel
    • Ibadah dan Kajian Islam
    • Diskusi Paradigma Profetik
    • Sakinah Academy
    • Maskam Public Lecture
    • Ramadan Public Lecture
    • Berita dan Informasi Lain
    • Tulisan dan Khutbah
  • Donasi
  • Kontak
  • Beranda
  • Ramadan Public Lecture
  • Afifi Abdul Wadud Paparkan Peran Ketaqwaan sebagai Kunci Ibadah yang Bermakna

Afifi Abdul Wadud Paparkan Peran Ketaqwaan sebagai Kunci Ibadah yang Bermakna

  • Ramadan Public Lecture
  • 24 Maret 2025, 14.48
  • Oleh: Masjid Kampus UGM
  • 0

Dai Yogyakarta, Afifi Abdul Wadud, B.A., menyampaikan kajian Mimbar Subuh bertajuk “Menelusuri Sebab-sebab Puasa Gagal Menjadi Benteng dari Maksiat” pada Jumat, 21 Maret 2025. Dalam kajian ini, beliau menekankan bahwa ketaqwaan adalah inti dari ibadah yang bermakna, sesuai firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 21, “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa.”

Afifi menjelaskan bahwa ibadah yang tidak mengantarkan pada ketaqwaan adalah ibadah yang sia-sia. “Ibadah yang di dalamnya tidak ada ruh ketaqwaan, maka ibadah tersebut hanya akan menjadi kesia-siaan belaka,” ungkapnya. Beliau menyoroti fenomena di mana banyak orang yang telah menjalankan ibadah, tetapi tetap melakukan maksiat.

Beliau juga memaparkan tiga keutamaan orang yang berpuasa, yaitu Orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu khusus bernama Ar-Rayyan, pahala puasa dilipatgandakan tanpa batas, dan orang yang berpuasa mendapat jaminan ampunan dari Allah. Namun, Afifi mengingatkan bahwa keutamaan ini tidak akan berarti jika puasa tidak disertai dengan ketaqwaan. “Berapa banyak orang yang berpuasa tidak dapat apa-apa, kecuali lapar dan haus,” tegasnya.

Lebih lanjut, Afifi menjelaskan bahwa ketaqwaan bukan sekadar tampilan lahiriah, tetapi harus meresap dalam hati dan diwujudkan dalam kehidupan nyata. Ketika iman dan ketaqwaan telah meresap dalam hati, ibadah akan terasa lebih nikmat dan bermakna. “Ketika iman (ketaqwaan) sudah benar-benar meresap dalam hati, maka akan tercipta rasa nyaman dan tenang dalam menjalankan ibadah,” ujarnya.

Afifi juga memaparkan tiga tingkatan dalam beragama: Islam, Iman, dan Ihsan. Tingkatan paling dasar adalah Islam, di mana seseorang secara zahir mengakui keesaan Allah dan melaksanakan syariat-Nya. Tingkatan selanjutnya adalah Iman, yaitu ketika kepercayaan terhadap Allah dan ajaran-Nya telah meresap ke dalam hati. Tingkatan tertinggi adalah Ihsan, di mana seseorang beribadah dengan kesadaran bahwa dirinya senantiasa diawasi oleh Allah.

“Ketiga tingkatan ini menggambarkan perkembangan spiritual seseorang. Mulai dari pengakuan zahir, keyakinan hati, hingga kesadaran akan pengawasan Ilahi,” jelas Afifi.

Sebagai penutup, Afifi menekankan bahwa syariat dalam ibadah bukan untuk memberatkan, melainkan untuk mewujudkan jiwa yang memiliki rasa pengagungan kepada Allah. “Syariat ini diperintahkan Allah bukan untuk membuat kita capek sholat, capek puasa, tapi dalam rangka mewujudkan jiwa yang punya rasa pengagungan kepada Allah,” pungkasnya.

Dengan niat yang tulus dan kesadaran akan ketaqwaan, ibadah akan terasa lebih bermakna dan nikmat. Ibadah tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya. (Raizal Marandi/Editor: Ismail Abdulmaajid/Foto: Ramadhan Di Kampus UGM)

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Artikel Terbaru

  • Guru Besar Filsafat UGM: AI dalam Kebijakan Publik Harus Berlandaskan Keadilan
  • Ketua Dewan Guru Besar UGM Ajak Raih Jiwa Muthmainnah Untuk Menjaga Bumi dan Semesta
  • Tenaga Ahli Kementan Jelaskan “Panca Krida Kedaulatan Pangan Nusantara” sebagai Jihad Pertanian
  • Wawan Mas’udi: Solidaritas Sosial sebagai Pondasi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
  • Mantan Wakil Ketua KPK: “Masih Ada Harapan” untuk Sistem Hukum Indonesia
Universitas Gadjah Mada

MASJID KAMPUS UGM

Jalan Tevesia 1 Bulaksumur, Caturtunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: masjidkampus[@]ugm.ac.id

© Takmir Masjid Kampus UGM - Badan Pengelola Masjid UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju