• UGM.AC.ID
  • Jama’ah Shalahuddin UGM
  • Rumah ZIS UGM
  • Perpus Baitul Hikmah
  • KB-TK Maskam UGM
  • Mardliyyah UGM
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Sejarah Masjid Kampus UGM
    • Manajemen Masjid
  • Kegiatan dan Layanan
    • Kegiatan dan Layanan
    • Fasilitas dan Gerai
    • Akad Nikah
    • Formulir Peminjaman Fasilitas
    • Prosesi Kembali Ke Islam
  • Artikel
    • Beranda Artikel
    • Ibadah dan Kajian Islam
    • Diskusi Paradigma Profetik
    • Sakinah Academy
    • Maskam Public Lecture
    • Ramadan Public Lecture
    • Berita dan Informasi Lain
    • Tulisan dan Khutbah
  • Donasi
  • Kontak
  • Beranda
  • Ramadan Public Lecture
  • Direktur BPIP Paparkan Pancasila Sebagai Konsensus Negara

Direktur BPIP Paparkan Pancasila Sebagai Konsensus Negara

  • Ramadan Public Lecture
  • 14 April 2023, 07.52
  • Oleh: Masjid Kampus UGM
  • 0

Direktur Sosialisasi dan Komunikasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Prof. Dr. Agus Moh. Najib, M.Ag. menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa daerah, dialek, dan agama. Semua perbedaan ini tidak menjadi sangat berarti karena Indonesia adalah negara dengan semboyan bhinneka tunggal ika – yang memiliki makna walau berbeda-beda tetapi tetap satu jua – dan diikat oleh Pancasila. Demikian dipaparkan dalam materi ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1444 H “Rasionalisasi dan Operasionalisasi Pancasila: Dari Realitas Subjektif menuju Realitas Objektif” di Masjid Kampus UGM, Rabu (12/4).

Akan tetapi, menurutnya, kenyataan yang ada pada saat ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan tersebut mulai mengalami perselisihan, yang disebabkan oleh munculnya fanatisme kelompok. Selain itu, alasan politik dan kepentingan-kepentingan ekonomi juga menjadi salah satu faktor atas mengikisnya nilai tunggal ika yang telah lama menjadi semboyan negara Indonesia. “Kita menyadari bahwa kita majemuk, berbeda-beda dari segi agama, bahasa, suku… tetapi rasa tunggal ika-nya yang perlu terus untuk dipupuk,” imbuhnya.

Ia membandingkan konsensus kebangsaan Indonesia dengan Piagam Madinah, di mana Rasulullah mengikat masyarakat Madinah menjadi satu kesatuan dengan konsensus kebangsaan yaitu sebagai masyarakat Madinah. Hal ini merupakan bentuk praktik kepemimpinan yang dicontohkan secara langsung oleh Rasul. Prof. Najib menjelaskan bahwa Pancasila adalah bentuk cita-cita dari para pendiri negara yang menginginkan Indonesia menjadi negara yang maju dengan pemerataan ekonomi. 

Menurut beliau, Pancasila akan berfungsi sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung jika ia diimplementasikan. Implementasi tersebut dapat terwujud dengan menjadikannya sebagai prospek keilmuan, objek keilmuan, bahkan paradigma keilmuan. Dengan demikian, undang-undang yang dirancang akan menjurus kepada nilai-nilai Pancasila seperti yang diharapkan oleh para pendiri negara. (Hafidah Munisah/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Ismail Abdulmaajid, Musyarrafah Mudzhar)

 

Saksikan videonya berikut ini:

[embedyt]https://www.youtube.com/watch?v=gpCYOf_XPmE[/embedyt]

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Artikel Terbaru

  • Bunyan Wahib Tekankan Pentingnya Keadilan Syariah dalam Pembagian Warisan Keluarga
  • Wasekjen PBNU Tegaskan Dukungan untuk Palestina Adalah Tugas Moral dan Kebangsaan
  • Kesehatan Bukan Segalanya, Tapi Segalanya Tak Bisa Dinikmati Tanpa Sehat: Agus Taufiqurrahman Ungkap Kunci Sehat
  • Ketua Prodi Sarjana Hukum UGM Soroti Pentingnya Pendekatan Moral dan Lingkungan dalam Pembangunan IKN
  • Ghifari Yuristiadi Ajak Pemuda Muslim Melihat Traveling sebagai Ibadah, Bukan Sekadar Healing
Universitas Gadjah Mada

MASJID KAMPUS UGM

Jalan Tevesia 1 Bulaksumur, Caturtunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: masjidkampus[@]ugm.ac.id

© Takmir Masjid Kampus UGM - Badan Pengelola Masjid UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY