Dalam rangka memperingati tahun ketiga sejak mulai dilaksanakannya kajian Women Institute Indonesia (WII), Masjid Kampus UGM kembali menggelar kajian muslimah ini pada Sabtu (20/9/2025) di Ruang Utama Masjid Kampus UGM. Pembicara yang dihadirkan adalah Dewi Nur Aisyah, M.Sc., DIC., Ph.D., seorang ahli epidemiologi dan informatika, serta penulis buku Awe-Inspiring Us yang menginspirasi banyak pembacanya. Tema yang diangkat berkaitan dengan kegelisahan yang sering dialami para muslimah, yaitu “Perempuan, Dunia, dan Jalan Pulang yang Sering Kita Lupakan”.
Ibadah dan Kajian Islam
Bagaimana nasib budi pekerti di era digital? Apakah nilai luhur bangsa akan terkikis oleh budaya instan dan ekspresi diri yang berlebihan? Setidaknya pertanyaan-pertanyaan ini yang menjadi dasar pembahasan dalam kajian berjudul, “Kualitas Orang Indonesia: Dulu dari Budi Pekerti Sekarang Apa?”oleh Prof. Dr. Irwan Abdullah. Dalam kajian tersebut narasumber menyoroti bagaimana perubahan teknologi bukan hanya soal komunikasi, namun turut menggeser “tren” bagaimana norma dan nilai-nilai moral masyarakat indonesia itu diaplikasikan.
Isu kekerasan aparat yang baru-baru ini terjadi menjadi sebuah topik menarik untuk dibahas pada kajian kamis sore yang menghadirkan Dr. Muh. Fatahillah Akbar, S.H., LL.M., Dosen Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum UGM. Kajian ini dilaksanakan pada hari kamis (11/9) di Ruang Utama Masjid Kampus UGM.
Menurut Fatahillah, kepolisian sebagai bagian dari lembaga konstitusional memiliki kewenangan dalam menjaga keamanan dan ketertiban, namun praktiknya kerap melanggar prosedur sehingga menciptakan kekerasan berulang dan menunjukkan adanya grey area dalam penegakan hukum. Oleh karena itu dibutuhkan pembatasan dan pengawasan agar kewenangan tersebut tidak disalahgunakan.
Kajian Kamis Sore seri perdana dalam Rangkaian Krisis Sosial Ibu Pertiwi digelar pada Kamis (4/9), menghadirkan Wawan Mas’udi, S.IP., M.P.A., Ph.D., Dekan FISIPOL UGM. Pada kesempatan sore itu, Wawan mengulas tema “Gaji 120 Juta Sebulan Yang Mulia Dewan, Tanda Kesenjangan Sosial Semakin Tinggi. ” Ia menyoroti problem serius yang tengah dihadapi demokrasi Indonesia, khususnya menyangkut defisit representasi di tubuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menurut Wawan, demokrasi yang sehat hanya bisa berjalan jika lembaga perwakilan memiliki responsiveness, yakni peka dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat. Namun, ia menilai dalam beberapa tahun terakhir, DPR justru kehilangan fungsi ini.
Isu kesepian di kalangan pemuda menjadi sorotan utama dalam Kajian Kamis Sore kali ini. Dengan judul “Membedah Fenomena Kesepian di Kalangan Pemuda: Mengapa dan Bagaimana Solusinya”, kajian ini menghadirkan Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, S.I.P., M.A., seorang peneliti dan dosen di Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan (DPP) UGM sebagai narasumber untuk membagikan wawasannya.
Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si hadir sebagai narasumber pada Kajian Kamis Sore di Masjid Kampus UGM (21/8). Ia membedah fenomena “kabur aja dulu” yang ramai di awal 2025. Menurutnya, ungkapan itu muncul sebagai ekspresi kekecewaan generasi muda terhadap sulitnya mencari pekerjaan, mahalnya biaya hidup, dan ketidakpastian ekonomi.
“Banyak yang akhirnya berpikir peluang di luar negeri lebih menjanjikan. Ini bukan sekadar lemah mental, tapi juga bentuk strategi bertahan hidup,” ujarnya.
Zainal Arifin Mochtar Soroti Paradoksal Negara: Klaim Menyejahterakan, Nyatanya Malah Menyengsarakan
Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LL.M., hadir sebagai pembicara pada Kajian Kamis Sore di Masjid Kampus UGM, Kamis (14/8/2025). Kajian bertema “Sudahkah Sejahtera? Kilas Balik 80 Tahun Indonesia Merdeka” ini mengajak jemaah menelisik makna sejati kesejahteraan, sekaligus mengkritisi paradoksal negara yang atas nama kesejahteraan justru menindas rakyat.
Dalam pemaparannya, Zainal menegaskan, kesejahteraan bukan sekadar angka statistik, tetapi mencakup terpenuhinya kebutuhan dasar, rasa aman, dan martabat warga. “Kesejahteraan adalah tugas negara,” ujarnya, sebelum menjelaskan tiga kewajiban utama negara: menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak rakyat.
Masjid Kampus UGM menggelar seri perdana Kajian Kamis Sore sebagai bagian dari rangkaian Refleksi Kemerdekaan Indonesia pada Kamis (7/8/2025). Mengangkat tema “Degradasi Intelektual: Budaya Literasi, Filter Informasi, dan Etika Media Sosial”, kajian ini menghadirkan Dosen Ilmu Komunikasi UGM Dr. Budi Irawanto, S.I.P., M.A.
Dr. Budi membuka pemaparan dengan refleksi atas kondisi Indonesia yang memasuki usia kemerdekaan ke-80. Kebebasan informasi yang dahulu diperjuangkan kini hadir melalui media sosial dengan akses cepat dan real time. Namun, di balik peluang yang luas, masih tersimpan banyak tantangan serius, yaitu degradasi intelektual, etika digital yang tergerus, serta maraknya bias dan disinformasi. Dengan lebih dari 80% penduduk Indonesia menjadi pengguna media sosial, platform digital kini bukan hanya memengaruhi cara berkomunikasi, tetapi juga cara memahami realitas yang sering kali melalui sudut pandang yang telah disaring oleh algoritma dan kepentingan kapitalisme digital.
Dalam rangka memperingati 80 tahun kemerdekaan Indonesia dan menjawab berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda, Masjid Kampus UGM menyelenggarakan Kajian Kamis Sore selama bulan Agustus 2025. Dengan tema besar “Refleksi Kemerdekaan Indonesia”, rangkaian kajian ini menghadirkan dosen-dosen UGM lintas disiplin untuk mengangkat isu-isu aktual yang menyentuh aspek intelektual, sosial, dan spiritual mahasiswa.
Kajian ini dirancang untuk menjadi ruang diskusi yang reflektif sekaligus membangun kesadaran kritis mahasiswa terhadap berbagai dinamika kehidupan kontemporer, mulai dari krisis literasi hingga problem kesejahteraan dan kesehatan mental.
Pembimbing Quranic Psychology, Tika Faizatul Munawaroh, S.Psi. memaparkan penjelasan mengenai higienitas tidur (sleep hygiene) dan ibadah dalam Women Institute Indonesia: Perempuan dan Psikologi “Manfaat Sleep Hygiene bagi Kesehatan Mental” di Masjid Kampus UGM, Kamis (27/7). Sleep hygiene, pola kebiasaan baik yang dibangun menjelang seseorang akan tidur, dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental, menghadirkan ketenangan dalam hidup, dan menghasilkan tidur yang berkualitas.