• UGM.AC.ID
  • Jama’ah Shalahuddin UGM
  • Rumah ZIS UGM
  • Perpus Baitul Hikmah
  • KB-TK Maskam UGM
  • Mardliyyah UGM
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Sejarah Masjid Kampus UGM
    • Manajemen Masjid
  • Kegiatan dan Layanan
    • Kegiatan dan Layanan
    • Fasilitas dan Gerai
    • Akad Nikah
    • Formulir Peminjaman Fasilitas
    • Prosesi Kembali Ke Islam
  • Artikel
    • Beranda Artikel
    • Ibadah dan Kajian Islam
    • Diskusi Paradigma Profetik
    • Sakinah Academy
    • Maskam Public Lecture
    • Ramadan Public Lecture
    • Berita dan Informasi Lain
    • Tulisan dan Khutbah
  • Donasi
  • Kontak
  • Beranda
  • Ibadah dan Kajian Islam
  • Bagus Riyono Jelaskan Empat Level Kesadaran yang Membentuk Perilaku Manusia

Bagus Riyono Jelaskan Empat Level Kesadaran yang Membentuk Perilaku Manusia

  • Ibadah dan Kajian Islam
  • 19 Desember 2025, 10.08
  • Oleh: Masjid Kampus UGM
  • 0

Masjid Kampus UGM menyelenggarakan Kajian Kamis Sore dengan tajuk “Spiritual Well-Being melalui Regulasi Emosi & Pembentukan Resiliensi Diri”. Kajian ini menghadirkan Dr. Bagus Riyono, M.A., Psikolog, President of the International Association of Muslim Psychologists, sebagai narasumber utama. 

Dalam pemaparannya, Bagus menguraikan struktur dan dinamika psikologis manusia, menekankan tesis bahwa perilaku yang teramati (overt behavior) hanyalah lapisan permukaan atau manifestasi eksternal semata. Ia menegaskan perlunya memahami dimensi internal, seperti spiritual well-being dan resiliensi, sebagai fondasi utama yang mendasari pembentukan perilaku tersebut.

Dinamika Psikologis dan Empat Level Kesadaran

Dalam analisisnya mengenai struktur jiwa, Bagus menjelaskan bahwa perilaku manusia digerakkan oleh emosi yang terbentuk dari proses berpikir (reasoning). Proses berpikir tersebut sangat bergantung pada level kesadaran (level of consciousness) seseorang. Ia mengklasifikasikan kesadaran manusia ke dalam empat tingkatan hierarkis:

1. Sensing (Inderawi)

Kesadaran yang berfokus pada hal-hal konkret dan penampilan fisik, seperti peka terhadap perilakunya, penampilannya dan sebagainya.

2. Reasoning (Penalaran)

Kesadaran yang mengutamakan logika dan pemahaman abstrak, sering kali mengabaikan aspek superfisial seperti penampilan.

3. Empathy (Empati)

Kesadaran akan kehadiran orang lain dan kepekaan terhadap perasaan mereka, yang menjadi dasar kecerdasan emosional.

4. Conscience (Hati Nurani)

Level tertinggi di mana seseorang memandang segala peristiwa sebagai bagian dari skenario Ilahi.

Bagus menekankan bahwa pencapaian spiritual well-being yang sesungguhnya terjadi ketika individu mencapai level kesadaran hati nurani. “Level kesadaran yang paling sempurna, paling tinggi, yang sudah pada level kesadaran hati nurani… Ini adalah sudah pada tataran kesadaran bahwa Allah itu selalu mengawasi kita,” ungkapnya yang merujuk pada konsep Ihsan dalam Islam.

Baca juga: Guru Besar FH UGM: Keadilan Restoratif Wujud Integrasi Nilai Adat dan Ajaran Islam

Regulasi Emosi Melalui Pendekatan Empati

Terkait regulasi emosi, Bagus meluruskan miskonsepsi bahwa pengelolaan emosi berarti mematikan perasaan. Sebaliknya, regulasi emosi yang sehat melibatkan peningkatan kepekaan empati tanpa larut dalam kesedihan.

Ia memaparkan bahwa Islam mengajarkan metode regulasi emosi melalui praktik sosial yang mengasah empati, seperti menjenguk orang sakit, menyantuni anak yatim, dan bertakziah. Aktivitas-aktivitas ini melatih individu untuk merasakan penderitaan orang lain sekaligus mengingat kebesaran Allah, sehingga membentuk ketangguhan jiwa yang seimbang dan kuat namun tetap peka.

Kesimpulan: Holistik dan Integratif

Sebagai penutup, Bagus menyimpulkan bahwa spiritual well-being tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan psikologis (psychological well-being). Keduanya merupakan satu kesatuan integratif dalam diri manusia.

“Sebetulnya well-being itu satu kesatuan. Tidak bisa kita hanya well-being spiritualnya saja atau hanya well-being psikologisnya saja. Kita harus melihatnya secara integratif,” tegas Bagus .

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Artikel Terbaru

  • Bagus Riyono Jelaskan Empat Level Kesadaran yang Membentuk Perilaku Manusia
  • Guru Besar FH UGM: Keadilan Restoratif Wujud Integrasi Nilai Adat dan Ajaran Islam
  • Aninda Ajak Orang Tua Memaksimalkan Potensi Anak tanpa Ambisi Berlebihan
  • Masjid Kampus UGM Terima Kunjungan Masjid UPN Veteran Jakarta untuk Bahas Tata Kelola Masjid dan Pengelolaan ZIS
  • Ratri Wulandari Tekankan Seribu Hari Pertama Kehidupan sebagai Fase Paling Krusial
Universitas Gadjah Mada

MASJID KAMPUS UGM

Jalan Tevesia 1 Bulaksumur, Caturtunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: masjidkampus[@]ugm.ac.id

© Takmir Masjid Kampus UGM - Badan Pengelola Masjid UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY