Sesi keempat Sakinah Public Lecture: Great Father Session kembali digelar pada malam hari, menghadirkan narasumber Dr. dr. Agus Rahmadi, seorang dokter integrative medicine sekaligus pemerhati Thibbun Nabawi. Tema yang dibahas adalah “Peran Ayah dalam Membangun Gaya Hidup Sehat Bagi Keluarga.”
Ayah sebagai Role Model Kesehatan
Dalam paparannya, dr. Agus menegaskan bahwa anak-anak belajar dari teladan, bukan sekadar nasihat. Orang tua yang merokok, begadang, atau memiliki kebiasaan buruk lainnya cenderung akan dicontoh oleh anak. “Yang dilihat itu konsistensi ucapan dan perbuatan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa rasa kasih sayang ayah kepada keluarga harus hadir dalam bentuk perhatian. Kesibukan bekerja sering membuat ayah jauh dari anak, padahal peran itu tidak bisa digantikan.
Pandangan Islam tentang Kesehatan
Menurut dr. Agus, Islam menempatkan kesehatan sebagai nikmat besar. Kesibukan ibadah bahkan tidak bisa dilakukan tanpa kondisi tubuh yang prima. Ia mengutip hadis tentang dua nikmat yang sering dilupakan manusia: kesehatan dan waktu luang.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa tubuh manusia adalah amanah yang harus dijaga. Mengutip ayat inna libadanika ‘alaika haq, beliau menekankan bahwa menjaga kesehatan merupakan bagian dari ibadah.
Konsep Kesehatan: Pola Pikir, Pola Tidur, Pola Makan
Dr. Agus memaparkan empat pilar kesehatan yang perlu dicontohkan ayah kepada keluarga:
-
Pola pikir
Stres menjadi pemicu utama penyakit. Ia mendorong keluarga untuk membiasakan zikir dan menghadirkan Allah dalam kehidupan, bukan sekadar terapi mental. “Imun turun ketika kita stres. Maka hati yang tenang itu kunci,” ujarnya. -
Tidur yang benar
Rasulullah tidak menyukai tidur sebelum Isya dan mengobrol hingga larut malam setelahnya. Dr. Agus menjelaskan korelasinya secara ilmiah: hormon melatonin bekerja optimal pada rentang sekitar pukul 20.00–00.00 WIB. Ia menyarankan tidur awal malam, bangun di sepertiga akhir malam, tidur miring ke kanan, berwudu, dan mematikan lampu. -
Makanan yang baik
Islam mendorong umatnya untuk memperhatikan apa yang dimakan (fal yanzuril insanu ila tho’amihi). Makanan bisa menjadi obat atau justru penyakit. Dr. Agus mengingatkan agar manusia makan sesuai fitrahnya lebih banyak buah dan tumbuhan dibanding daging.Ia menyindir kebiasaan masyarakat yang rakus gula:
“Orang Jogja diabet banyak karena segala makanan manis,” tuturnya sambil berkelakar. -
Pengobatan alami
Madu dan habbatus sauda disebut sebagai herbal berkualitas yang disinggung dalam Al-Qur’an dan hadis. Ia menekankan bahwa madu bersifat antibakteri alami, sementara habbatus sauda efektif membantu imunitas dan metabolisme.
“Orang yang tidak minum madu itu zalim… sama lebah,” ucapnya disambut tawa peserta.
Esensi Pengobatan: Allah yang Menyembuhkan
Ia menegaskan bahwa dokter atau obat hanya wasilah, bukan sumber kesembuhan. Mengutip ayat dari kisah Nabi Ibrahim, wa idza maridhtu fahuwa yashfi, ia mengatakan bahwa proses penyembuhan sejatinya ditentukan oleh Allah, bukan antibiotik atau alat. Sesi ditutup dengan diskusi tanya jawab. Dr. Agus mengajak para ayah menjadikan diri mereka teladan kesehatan di rumah, bukan sekadar pemberi nasihat. “Kalau ingin anak sehat, seimbangkan perilaku kita. Ayahnya dulu yang berubah,” pungkasnya.