• UGM.AC.ID
  • Jama’ah Shalahuddin UGM
  • Rumah ZIS UGM
  • Perpus Baitul Hikmah
  • KB-TK Maskam UGM
  • Mardliyyah UGM
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Sejarah Masjid Kampus UGM
    • Manajemen Masjid
  • Kegiatan dan Layanan
    • Kegiatan dan Layanan
    • Fasilitas dan Gerai
    • Formulir Peminjaman Fasilitas
    • Prosesi Kembali Ke Islam
  • Artikel
    • Beranda Artikel
    • Ibadah dan Kajian Islam
    • Diskusi Paradigma Profetik
    • Sakinah Academy
    • Maskam Public Lecture
    • Ramadan Public Lecture
    • Berita dan Informasi Lain
    • Tulisan dan Khutbah
  • Donasi
  • Kontak
  • Beranda
  • Diskusi Paradigma Profetik
  • Webinar Integrasi Ilmu dan Agama: Perintah untuk Mengadakan Perjalanan Sebagai Suatu Pembelajaran (Prof. Dr. Ir. Sugeng Sapto Surjono)

Webinar Integrasi Ilmu dan Agama: Perintah untuk Mengadakan Perjalanan Sebagai Suatu Pembelajaran (Prof. Dr. Ir. Sugeng Sapto Surjono)

  • Diskusi Paradigma Profetik
  • 4 Desember 2024, 11.21
  • Oleh: Masjid Kampus UGM
  • 0

Pada Rabu, 13 November 2024, telah diselenggarakan Webinar Serial Integrasi Ilmu-Agama seri Islam dan Teknik dengan tema “Perintah untuk Mengadakan Perjalanan Sebagai Suatu Pembelajaran” Acara ini berlangsung setelah salat Asar dan diadakan secara daring melalui platform Zoom. Menghadirkan Prof. Dr. Ir. Sugeng Sapto Surjono dosen di Program studi Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Prof. Sugeng mengajak untuk melakukan perjalanan dengan maksud untuk mempelajari peninggalan umat terdahulu dan dampaknya. Karena menurutnya pembelajaran yang paling mendasar adalah melihat dan menirukan serta pembelajaran untuk mendapatkan hikmah dari kisah-kisah tersebut.

 

Prof. Sugeng mengajak peserta untuk merenungi penciptaan semesta. Mulai dari keadaan bumi yang belum dapat dihuni hingga dapat dihuni, artinya bumi ini telah dipersiapkan Allah sejak dahulu agar bisa di gunakan untuk kehidupan manusia agar manusia menjadi khalifah. Di dalamnya ada begitu banyak keragaman di bumi dan juga terhampar sangat luas, maka dari itu inilah alasan menjadi penting untuk dipelajari. Rasulullah sendiri juga telah mengajarkan kita untuk melakukan perjalanan-perjalanan diantaranya melalui perdagangan lebih jauh Rasulullah melalui perjalanan Isra Mi’raj. Melakukan perjalanan ini agar kita dapat mensyukuri nikmat Allah. Kemudian juga semakin meyakinkan kita terhadap kebesaran-kebesaran Allah.

 

Perintah mengadakan perjalanan untuk mempelajari sisa peninggalan di masa lalu terdapat pada surat Ghafir (40:21). Ayat tersebut artinya memerintahkan kita untuk mengetahui kehidupan umat-umat terdahulu dan melihat kesudahan umat yang tidak beriman kepada Allah, begitu pula dalam surah Rum (30:9) dan Muhammad (47:10). Ada banyak tempat yang disebutkan dalam Al  Quran, selalu istimewa, baik itu kisah nya (pelajaran) maupun tempatnya, misalnya Makkah, Madinah, Mesir, Syam (Palestina) dll. Maknanya Al Quran adalah petunjuk yang tetap dan terus relevan sepanjang masa.

 

Adapun beberapa azab yang dijelaskan dalam Al Quran diantaranya adalah azab kepada kaum Nuh yang diberikan azab banjir bandang. Kemudian kamu Aad kaum Nabi Hud, yang dibinasakan dengan api yang sangat dingin dan kencang selama tujuh malam delapan hari terus menerus. Kemudian Kaum Tsamud kaum Nabi Shaleh, diazab dengan suara yang keras mengguntur dan gempa. Kaum Sodom, kaum Nabi Luth, yang tanahnya di balik dan dihujani tanah yang keras. Kemudian azab kepada Firaun dan bala tentaranya yang ditenggelamkan, Kaum Saba’ yang diazab dengan banjir yang besar dan pasukan Abrahah dilempari oleh burung Ababil dengan tanah yang terbakar.

 

Peristiwa yang terjadi di atas adalah sebuah mukjizat, menurut KBBI adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan akal manusia. Sementara dalam istilah islam, mukjizat berasal dari kata a’jaza artinya melemahkan atau kemampuannya sangat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, dan diantara unsur yang menyertai mukjizat adalah peristiwa alam. Mukjizat dalam Al Quran berfungsi sebagai tanda tanda kebesaran Allah dan peringatan kepada manusia serta menguatkan kebenaran para nabi yang diutus.

 

Allah memberikan petunjuk kepada manusia dalam berbagai bentuk yang berguna untuk memandu manusia menjalani kehidupan menuju Allah. Adapun hidayah ada beberapa bentuk, yakni hidayah instink, hidayah indera dan perasaan, hidayah akal, hidayah agama, dan hidayah taufik. Ketika melihat lebih dalam, kita dapat mengetahui bahwa adanya keterbatasan dari upaya manusia dalam mempelajari peristiwa. Sebagai contoh akal, tidak semua hal bisa di jangkau oleh akal, maka dari itu pentingnya agama untuk membimbing manusia. Manusia diperintahkan untuk melakukan perjalanan, melakukan penelitian dan memperoleh pengetahuan itu hanya salah satu metode jalan menuju Allah.  (Ahmad Abdurrahman/Media IT: Julian Rizki Azis)

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Artikel Terbaru

  • Guru Besar Filsafat UGM: AI dalam Kebijakan Publik Harus Berlandaskan Keadilan
  • Ketua Dewan Guru Besar UGM Ajak Raih Jiwa Muthmainnah Untuk Menjaga Bumi dan Semesta
  • Tenaga Ahli Kementan Jelaskan “Panca Krida Kedaulatan Pangan Nusantara” sebagai Jihad Pertanian
  • Wawan Mas’udi: Solidaritas Sosial sebagai Pondasi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
  • Mantan Wakil Ketua KPK: “Masih Ada Harapan” untuk Sistem Hukum Indonesia
Universitas Gadjah Mada

MASJID KAMPUS UGM

Jalan Tevesia 1 Bulaksumur, Caturtunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: masjidkampus[@]ugm.ac.id

© Takmir Masjid Kampus UGM - Badan Pengelola Masjid UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju