Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menegaskan bahwa pandangan Islam tidak boleh berpolitik adalah pandangan yang salah. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh perintah Allah pada awal-awal kelahiran Islam, yang selain berupa perintah untuk bertauhid juga berupa perintah politik. Hal ini ia kemukakan saat menjadi keynote speaker dalam Maskam Public Lecture (MPL) Maret 2022 “Membaca Ulang Identitas Politik Umat Islam Indonesia”, Sabtu (20/3).
“Pertama iqra bismi rabbikalladzi khalaq (Q.S. Al-Alaq:1, red.), ya bacalah dengan nama Tuhanmu, itu perintah tauhid. Lalu setelah itu apa? Adakan perbaikan di masyarakat, tegakkan keadilan, lawan Abu Jahal, lawan Abu Lahab. Itulah politik. Oleh sebab itu, Islam juga ajarkan politik,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa bernegara adalah sunnatullah, artinya merupakan ketetapan Illahi. “Maka di (sejarah) Islam ada kata (seperti) kekhilafahan yang dipimpin khulafaur rasyidin, imarah (keamiran), imamah (keimaman), as-sulthaniyyah (kesultanan), al-mamlakah (kerajaan), dan sebagainya,” lanjutnya.
Walau Islam mengajarkan tentang berpolitik, Mahfud mengatakan bahwa cara berpolitik umat Islam dapat berbeda-beda dan tidak tunggal. Perbedaan tersebut bergantung pada waktu, tempat, dan lingkungan sosial masing-masing kasus. Untuk Indonesia sendiri, ia berpendapat identitas politik umat Islam di negara ini bersifat inklusif. “Artinya menyatu dalam kehidupan bernegara bersama bangsa-bangsa (lain) dan penganut-penganut agama lain yang tidak (beragama) Islam,” katanya. Hal ini, menurutnya, tidak bermasalah karena model ini sudah diterapkan oleh Nabi Muhammad saat membangun negeri Madinah.
MPL merupakan sebuah kegiatan dari Masjid Kampus UGM yang membahas isu-isu kontemporer di Indonesia bersama berbagai narasumber. MPL Maret 2022 Sabtu lalu menghadirkan beberapa narasumber seperti Dr. Tiar Anwar Bachtiar (Peneliti INSISTS), Dr. Hamdan Zoelva (Ketua Umum PP Syarikat Islam), dan Dr. Arie Sujito (Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM); serta dimoderatori oleh Anton Ismunanto, S.Pd.I., M.Pd. (Ketua Yayasan Bentala Tamaddun Nusantara). (Rama SP)