Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Wawan Mas’udi, S.I.P., M.P.A., Ph.D., menegaskan pentingnya solidaritas sosial sebagai fondasi pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam Ramadan Public Lecture (RPL) di Masjid Kampus UGM, Selasa (25/3/2025). Kajian bertajuk “Perlindungan Sosial yang Berkelanjutan: Integrasi Perlindungan Sosial dan Pembangunan Ekonomi” ini menyoroti hubungan erat antara nilai-nilai keagamaan dan sistem perlindungan sosial.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015, Dr. M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum., menjadi pembicara dalam Ramadan Public Lecture (RPL) dengan tema “Realitas Sistem Hukum Indonesia: Masihkah Ada Harapan bagi Masa Depan Pemberantasan Korupsi?” pada Senin, 24 Maret 2025. Dalam kajiannya, beliau memaparkan tiga poin utama tentang sistem hukum Indonesia, disertai kritik dan harapan untuk perbaikan.
Pada Minggu, 23 Maret 2025, Ramadan Public Lecture (RPL) di Masjid Kampus UGM mengangkat tema “Potensi Umat Islam Indonesia untuk Mewujudkan Peta Jalan Kedaulatan Pangan Hewani”. Acara ini menghadirkan Prof. drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, sebagai pembicara utama.
Mimbar Subuh yang diselenggarakan pada Ahad (23/3/2025) menghadirkan Prof. Dr. Muhammad, M.Ag., Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia (DMI) DIY, sebagai pembicara. Dalam tausiah bertema “Distribusi Kekayaan Melalui Zakat: Tafsir Al-Qur’an tentang Keadilan Ekonomi,” beliau menyoroti pentingnya zakat sebagai instrumen keadilan sosial yang berperan dalam menyeimbangkan perekonomian masyarakat.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau. Hal tersebut merupakan suatu anugerah bagi negara Indonesia sehingga Indonesia pantas disebut sebagai benua maritim. Hal tersebut dikatakan oleh Prof. Ir. Hari Muhammad, Ph.D., Ketua Kelompok Keahlian Mekanika dan Operasi Terbang Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung dalam Ramadhan Public Lecture (RPL) pada Sabtu, 22 Maret 2025 dengan tema “Pengembangan Pesawat Regional: Peluang dan Tantangan bagi Indonesia”.
Mimbar Subuh di Masjid Kampus UGM pada Sabtu (22/3/2025) menghadirkan Anton Ismunanto, S.Pd.I., M.Pd., Ketua Yayasan Bentala Tamaddun Nusantara 2019-2024, yang membahas tema “Solidaritas dan Persaudaraan: Implementasi Akidah dalam Piagam Madinah.” Dalam kajian tersebut, Anton menjelaskan bagaimana Islam menekankan pentingnya persaudaraan sebagai konsekuensi dari keimanan, serta menguraikan nilai-nilai yang terkandung dalam Piagam Madinah sebagai model solidaritas di tengah keberagaman sosial.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc., Ph.D., menyampaikan kajian bertajuk “Strategi Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan di Kawasan Timur Indonesia” dalam Ramadan Public Lecture (RPL) yang diselenggarakan pada Jumat, 21 Maret 2025. Dalam kajian ini, beliau memaparkan refleksi tentang ketimpangan dan kemiskinan di Kawasan Timur Indonesia serta strategi yang dapat diupayakan untuk mengatasinya.
Dai Yogyakarta, Afifi Abdul Wadud, B.A., menyampaikan kajian Mimbar Subuh bertajuk “Menelusuri Sebab-sebab Puasa Gagal Menjadi Benteng dari Maksiat” pada Jumat, 21 Maret 2025. Dalam kajian ini, beliau menekankan bahwa ketaqwaan adalah inti dari ibadah yang bermakna, sesuai firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 21, “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa.”
RDK Festival digelar pada Kamis, 20 Maret 2025 di Masjid Kampus UGM, mengangkat tema “Ramadan Berdaya: Menjadi Lentera Kebaikan sebagai Pembentuk Karakter Bangsa”. Acara yang merupakan bagian dari Ramadhan di Kampus (RDK) UGM itu menghadirkan jurnalis sekaligus pendiri Narasi, Najwa Shihab.
Mimbar Subuh bertema “Etika dan Strategi Bisnis: Praktik Dagang Abdurrahman bin Auf” yang berlangsung pada Kamis, 20 Maret 2025 di Masjid Kampus UGM menghadirkan Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Prof. Mahfud Sholihin, M.Acc., Ph.D. sebagai penceramah. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan cara Abdurrahman bin Auf – radhiyallahu ‘anhu, sahabat Nabi, menerapkan strategi bisnis yang cerdas tanpa mengabaikan etika.