Yogyakarta, 20 November 2024 – Webinar Serial Integrasi Ilmu-Agama bertema “Al-Quran, Fenomena Alam, dan Pengembangan Saintek” sukses diselenggarakan pada Rabu sore setelah salat Asar. Acara yang berlangsung secara daring melalui Zoom ini menghadirkan Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., Guru Besar Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai pembicara utama. Webinar ini bertujuan menggali bagaimana nilai-nilai Qur’ani dapat menjadi landasan etika dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Harmoni Agama dan Keilmuan
Dalam pemaparannya, Prof. Panut menekankan pentingnya harmoni antara nilai-nilai agama dan keilmuan. Ia menjelaskan bahwa agama memberikan arah moral dan spiritual, sedangkan ilmu pengetahuan menawarkan metode dan solusi berbasis rasionalitas. Mengutip Albert Einstein, ia berkata, “Science without religion is lame; religion without science is blind.”
“Manusia yang mampu memadukan keduanya akan unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan sekaligus memiliki moralitas tinggi untuk memanfaatkan ilmunya demi kemaslahatan umat,” tutur Prof. Panut.
Ia mengingatkan bahwa tanpa nilai-nilai agama, ilmu berpotensi disalahgunakan, sementara agama tanpa ilmu dapat memunculkan fanatisme. Ayat-ayat Al-Qur’an seperti QS. Al-Alaq [96]: 1–5 dan QS. Al-Mujaadilah [58]: 11 menjadi landasan penting untuk mendorong manusia agar terus belajar dan mengamalkan ilmu.
Fenomena Alam: Inspirasi Sains dan Teknologi
Prof. Panut juga membahas ayat-ayat Al-Qur’an yang mengulas fenomena alam, seperti QS. Al-Anbiya [21]: 30, yang sering dikaitkan dengan teori Big Bang, serta QS. An-Nur [24]: 43, yang menjelaskan proses pembentukan awan, hujan, dan hujan es.
“Al-Qur’an tidak hanya membangkitkan rasa takjub terhadap kebesaran Allah SWT, tetapi juga menjadi motivasi untuk memahami mekanisme alam semesta,” jelasnya.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa wahyu dan ilmu pengetahuan berjalan selaras. Fenomena alam dalam Al-Qur’an mengajarkan manusia untuk bertafakur, memperkuat keimanan, serta membangun rasa syukur dan tanggung jawab terhadap alam.
Inspirasi dari Ilmuwan Muslim
Sebagai contoh nyata integrasi agama dan ilmu, Prof. Panut mengangkat tokoh-tokoh besar seperti Al-Khwarizmi dan Ibnu Sina. Keduanya membuktikan bahwa nilai-nilai Islam mampu mendorong lahirnya inovasi yang memberi manfaat besar bagi peradaban manusia.
Tantangan Umat dan Teknologi Modern
Dalam konteks modern, Prof. Panut mengingatkan pentingnya peran umat Islam dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, kerusakan lingkungan, kedaulatan pangan, dan energi. Ia juga menekankan bahwa teknologi, mulai dari penemuan roda hingga komputer, harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia.
Penutup: Sains dan Teknologi yang Bermakna
Webinar ini ditutup dengan pesan penting: pengembangan ilmu pengetahuan harus selalu dilandasi nilai-nilai etika Qur’ani. Dengan memadukan sains, teknologi, dan ajaran agama, umat manusia dapat mencapai kemajuan yang tidak hanya teknis tetapi juga bermakna, menjaga keseimbangan alam, serta memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan umat. (Prasetya Edi Pamungkas/Media IT: Julian Rizki Azis)