Rombongan dari Pondok Pesantren (PP) Annahdlah Nurul Qodiri, Bondowoso, Jawa Timur melakukan kunjungan ke Masjid Kampus UGM pada Senin (26/6). Rombongan disambut oleh Ketua Takmir Masjid Kampus UGM Dr. Rizal Mustansyir, M.Hum. dan sejumlah anggota takmir saat tiba sekitar pukul 09.30. Kunjungan ini merupakan bagian dari perjalanan mereka ke Yogyakarta.
Dalam sambutannya di Ruang Pertemuan Masjid Kampus UGM, Dr. Rizal menyambut baik kunjungan ini. Sebagai dosen Fakultas Filsafat UGM, ia melihat kunjungan ini kembali mengeratkan hubungan antara Universitas Gadjah Mada dan PP Annahdlah Nurul Qodiri. Hal ini terkait dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan Fakultas Filsafat UGM di pesantren ini, yang diungkapkan olehnya.
Senada, perwakilan PP Annahdlah Nurul Qodiri H. Nurhadi Idris dalam sambutannya juga mengapresiasi kunjungan ini. Baginya, adalah sebuah kehormatan dapat mengunjungi masjid di lingkungan kampus UGM, dan ia berharap agar para pengurusnya “dibalas banyak kebaikan”. “Kita melihat berbagai gedung dan fasilitas di UGM seperti Graha (Sabha Pramana), gedung rektorat, dan lainnya, namun menurut saya di antara fasilitas-fasilitas di UGM tempat yang paling mulia adalah di masjid ini (seperti Masjid Kampus UGM),” ungkapnya.
Takmir Masjid Kampus UGM, yang diwakili oleh perwakilan Takmir Muda Divisi Pelayanan dan Peribadatan Yusuf Maulana, S.T., M.Sc., kemudian menyampaikan presentasi mengenai pengelolaan dan kegiatan Masjid Kampus UGM. Dalam diskusi yang berlangsung setelahnya, isu pemberdayaan masyarakat dan sumber pendanaan masjid menjadi topik yang banyak diangkat. Hal ini mengingat program-program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan bersama Rumah Zakat, Infaq, dan Shodaqoh UGM (RZIS UGM) dan Jama’ah Shalahuddin (JS) UGM serta pendanaan Masjid Kampus UGM yang didukung alokasi dari Rektorat UGM dan infak jemaah.
Koordinator Takmir Muda untuk Divisi Keprotokolan, Humas, dan Jurnalistik Andri Prayitno, S.Fil., M.Phil. yang hadir pada kesempatan ini juga menambahkan bahwa oleh karena kondisinya sebagai masjid di lingkungan universitas, Masjid Kampus UGM tidak memiliki jemaah tetap selayaknya masjid-masjid di kampung, “selain imam dan muazin”. Dengan demikian, menurutnya, Masjid Kampus UGM harus terus berinovasi dalam mengembangkan program-programnya. Contohnya seperti mengadakan Mimbar Subuh dengan sarapan gratis, menyediakan buka puasa Senin-Kamis yang akan menarik mahasiswa, mengundang tokoh-tokoh nasional, hingga menyelaraskan kegiatan dengan tridharma perguruan tinggi. “Konsep pemakmurannya (Masjid Kampus UGM) berbeda dengan masjid-masjid lain… namun setiap masjid punya objek dan karakter jemaahnya masing-masing,” terangnya.
Kegiatan ditutup dengan kenang-kenangan dari Masjid Kampus UGM kepada PP Annahdlah Nurul Qodiri. Selepas itu, rombongan diajak berjalan-jalan menyusuri sudut-sudut Masjid Kampus UGM, termasuk mengunjungi Perpustakaan Baitul Hikmah di pojok tenggara kompleks masjid – yang diterima oleh perwakilan Takmir Muda Divisi Pengembangan dan Perawatan Aset sekaligus pengurus Perpustakaan Baitul Hikmah Rakhman Satrio Wicaksono, S.Psi. Tak lupa rombongan juga berfoto bersama di halaman Masjid Kampus UGM. (Rama S. Pratama)