• UGM.AC.ID
  • Jama’ah Shalahuddin UGM
  • Rumah ZIS UGM
  • Perpus Baitul Hikmah
  • KB-TK Maskam UGM
  • Mardliyyah UGM
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Sejarah Masjid Kampus UGM
    • Manajemen Masjid
  • Kegiatan dan Layanan
    • Kegiatan dan Layanan
    • Fasilitas dan Gerai
    • Akad Nikah
    • Formulir Peminjaman Fasilitas
    • Prosesi Kembali Ke Islam
  • Artikel
    • Beranda Artikel
    • Ibadah dan Kajian Islam
    • Diskusi Paradigma Profetik
    • Sakinah Academy
    • Maskam Public Lecture
    • Ramadan Public Lecture
    • Berita dan Informasi Lain
    • Tulisan dan Khutbah
  • Donasi
  • Kontak
  • Beranda
  • Ramadan Public Lecture
  • Kak Seto: Tugas Orang Tua Melindungi Anak, Bukan Melakukan Kekerasan

Kak Seto: Tugas Orang Tua Melindungi Anak, Bukan Melakukan Kekerasan

  • Ramadan Public Lecture
  • 9 April 2023, 06.01
  • Oleh: Masjid Kampus UGM
  • 0

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Prof. Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Psi., Psikolog – atau yang akrab dipanggil Kak Seto, memberikan ceramah tarawih dalam Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM. Dalam ceramah dengan tajuk “Arti Penting Pendidikan Keluarga bagi Pembangunan Nasional” itu, beliau memaparkan bahwa pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Makna penting dari pendidikan sendiri ialah tidak melupakan pendidikan formal, yaitu keluarga.

Pendidikan, menurutnya, adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik memunculkan potensinya masing-masing. “Nah, untuk mewujudkan makna itu, anak-anak dalam keluarga perlu untuk selalu diapresiasi. Bukan didiskriminasi, [tapi] dihargai dan tidak dibanding-bandingkan,” lanjutnya.

Adapun mengenai sistem pendidikan Indonesia, Kak Seto menyebut bahwa sistem tersebut terdiri dari lima unsur: etika, estetika, IPTEK, nasionalisme, dan kesehatan mental. “Kelima poin tersebutlah yang mudah diterapkan dalam pendidikan informal keluarga,” ujarnya. Beliau juga menambahkan bahwa sistem pendidikan Indonesia mengarahkan para pelajar pada pembentukan karakter profil pelajar Pancasila. Beberapa karakter tersebut yakni akhlak mulia, kebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif, dan kritis.

Kak Seto menyimpulkan bahwa makna, sistem, dan karakter yang sedemikian rupa telah disusun tidak akan tercipta dengan baik apabila masih terdapat konflik. Beliau selalu mewanti-wanti hal tersebut, karena konflik dan kekerasan sangat mempengaruhi karakter dan tumbuh kembang anak. Beliau berpesan bahwa perlunya menciptakan keluarga yang ramah anak serta keluarga yang mendidik anak dengan senyuman dan suasana persahabatan. Oleh sebab itu, beliau mengaku begitu mengampanyekan perihal penghentian kekerasan pada anak. (Adilla Falasifah/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Arya Hudia, Hafidah Munisah)

 

Saksikan videonya berikut ini:

YouTube player

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Artikel Terbaru

  • Alfath Indonesia Jelaskan Fenomena Kesepian Dapat Lahir dari Relasi Sosial-Politik Warga dengan Negara
  • Ridwan Wicaksono: AI Bukan Ancaman, Namun Jalan Kemaslahatan Umat
  • Dokter Residen RSUP Dr. Sardjito: Jangan Cuek, Peran Suami Menentukan Kesehatan Ibu dan Janin
  • Hempri Suyatna: Fenomena Kabur Aja Dulu Harus Dibaca Sebagai Kritik Sosial
  • Hakimul Ikhwan Tegaskan Nilai-Nilai Kenabian Sebagai Soft Power Perdamaian
Universitas Gadjah Mada

MASJID KAMPUS UGM

Jalan Tevesia 1 Bulaksumur, Caturtunggal, Depok,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Email: masjidkampus[@]ugm.ac.id

© Takmir Masjid Kampus UGM - Badan Pengelola Masjid UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju