Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Wawan Mas’udi, S.I.P., M.P.A., Ph.D., menegaskan pentingnya solidaritas sosial sebagai fondasi pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam Ramadan Public Lecture (RPL) di Masjid Kampus UGM, Selasa (25/3/2025). Kajian bertajuk “Perlindungan Sosial yang Berkelanjutan: Integrasi Perlindungan Sosial dan Pembangunan Ekonomi” ini menyoroti hubungan erat antara nilai-nilai keagamaan dan sistem perlindungan sosial.
Mengutip QS. Al Maidah ayat 5, Wawan menjelaskan: “Sebagai umat islam, penting bagi kita untuk mengembangkan semangat tolong menolong, semangat untuk mengajarkan kebaikan, serta semangat untuk memastikan bahwa upaya tolong menolong selalu ada di dalam koridor keimanan dan ketakwaan.” Beliau menekankan aspek tolong-menolong ini menjadi pondasi spiritual bagi sistem perlindungan sosial.
Wawan menyatakan fungsi utama negara adalah membangun solidaritas sosial, bukan sekadar menegakkan otoritas. “Kehadiran negara ini…bukan semata-mata fungsi menegakkan otoritas apalagi fungsi untuk menegakkan aturan dan hukuman,” tegasnya. Solidaritas sosial, menurutnya, dapat mencegah homo homini lupus (manusia sebagai serigala bagi manusia lain) dan berbagai bentuk eksploitasi sosial.
Dalam konteks pembangunan ekonomi, Wawan mengkritik kecenderungan penguasa yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Beliau menegaskan para pendiri bangsa tidak pernah mengarahkan pada sistem ekonomi kapitalis-liberal. “Yang ada adalah sebuah sistem pembangunan ekonomi yang benar-benar menempatkan negara sebagai penguasa atas kekayaan alam…dan dengan penguasaan itu kemudian negara melakukan distribusi sosial,” jelasnya.
Wawan merujuk pada Pasal 31-34 UUD 1945 yang menurutnya telah mengatur integrasi perlindungan sosial dan pembangunan ekonomi secara detail. “Tujuan terpenting dari seluruh pembangunan ekonomi adalah social solidarity itu sendiri. Yang bentuk instrumentatifnya adalah negara memberikan perlindungan sosial kepada siapapun yang memang membutuhkan,” paparnya.
Terakhir, Wawan menegaskan pentingnya memperjuangkan sistem kesejahteraan universal (universal welfare system) sebagai tujuan utama rezim politik. “Arah Indonesia ke depan…tetap harus mendorong bahwa yang disebut dengan universal welfare system itu harus menjadi tujuan utama,” tegasnya seraya mengajak jemaah terus mengadvokasi sistem perlindungan sosial yang berkeadilan. (Risma Aulia/Editor: Ismail Abdulmaajid/Foto: Ramadhan Di Kampus UGM)