
Menteri Perhubungan RI periode 2016-2024, Dr. (H.C.) Ir. Budi Karya Sumadi, hadir dalam Ramadan Public Lecture (RPL) di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (10/3/2025). Dalam ceramahnya yang bertajuk “Transportasi Hijau untuk Pencapaian Target Net Zero Emision 2060,” Budi Karya mengajak seluruh stakeholder berperan aktif dan mencari solusi inovatif dan turut guna mewujudkan sistem transportasi hijau optimal di Indonesia.
Budi Karya mengungkapkan kompleksitas sistem transportasi sering kali bertolak belakang dengan pandangan dan kepentingan. Ia juga menyoroti bahwa sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbon dioksida (CO₂), menempati posisi kedua setelah industri.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya komitmen bersama dalam menciptakan sistem transportasi hijau. Menurutnya, transformasi menuju transportasi hijau tidaklah mudah karena di dalamnya terdapat berbagai kontradiksi yang harus dihadapi.
Untuk mencapai sistem transportasi hijau, menurutnya, terdapat beberapa aspek yang harus diperdalam, yaitu pemahaman terhadap pengguna (user), penentuan harga (pricing), keselamatan transportasi, serta inovasi. Ia menjelaskan, user menentukan apa yang mereka butuhkan, tetapi secara sistematis, transportasi juga harus diarahkan menuju transportasi hijau.
Selain itu, Budi Karya menyoroti pentingnya aspek pricing yang harus dipahami agar tetap kompetitif di tengah dinamika industri transportasi. Ia juga menjelaskan bahwa keselamatan dalam transportasi bukanlah hal yang mudah, seperti tantangan dalam penggunaan helm sebagai bagian dari upaya keselamatan yang masih perlu ditingkatkan. Dalam hal inovasi, ia mendorong perguruan tinggi, seperti UGM untuk berperan lebih aktif dalam menciptakan solusi transportasi hijau.
“Arahkan inovasi kita kepada hal-hal yang memiliki dampak jangka panjang dan substansi yang benar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi Karya menegaskan bahwa transportasi hijau masih berada pada tahap yang belum optimal, dan memerlukan percepatan agar tidak mengalami stagnasi. Menurutnya, mutasi hijau adalah keniscayaan, tetapi bukan sesuatu yang mudah.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa seluruh pemangku kepentingan harus berperan aktif dan mencari inovasi. Ia mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan efisiensi, meningkatkan keselamatan, dan mewujudkan keberlanjutan baik di perkotaan maupun pedesaan demi mendukung transportasi hijau menuju target Net Zero Emision 2060. (Amelia Siti Nurjanah/Editor: Rama Shidqi P./Foto: Ramadhan Di Kampus UGM)