
Rintik hujan yang menyapu kawasan Masjid Kampus UGM, tidak melunturkan semangat jemaah untuk hadir dalam kajian Ramadan Public Lecture (RPL) pada Selasa, 4 Maret 2025. Pada hari keempat di bulan Ramadan ini, RPL mendatangkan K.H. Mahbub Maafi selaku Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU sebagai pembicara. Dalam ceramah singkatnya, Mahbub Maafi membawakan ceramah dengan judul “Ramadan sebagai Momentum Pengembangan Teknik Pengendalian Diri Menuju Pribadi Insan Kamil”.
“Mari dengan berpuasa kita menjadi hamba Allah yang bertakwa. Menjadikan bulan Ramadan sebagai sarana dalam mengikuti jejak Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjadi insan yang kamil,” katanya, mengartikan tema dari judul yang dibawakannya.
Dalam kalimat tersebut, Mahbub Maafi mengajak jemaah untuk senantiasa ingat kepada Allah, dengan meningkatkan ketakwaan sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, serta mendekatkan diri kepada Allah dan selalu menuai kebaikan. Ini untuk menjadikan bulan Ramadan bulan yang penuh keberkahan. Dalam ceramahnya, Mahbub Maafi mengambil kata “taqwa” sebagai poin utama untuk menjadi manusia yang sempurna.

“Yang sebenarnya, intinya inti, adalah agar kalian semua menjadi manusia-manusia yang bertakwa,” tambahnya.
Mahbub Maafi mengutip pengertian taqwa menurut Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, di mana takwa diartikan menjadi empat poin utama. Keempatnya ialah takut kepada Allah, mengamalkan Al-Quran, bersyukur terhadap setiap karunia yang diberikan Allah, serta mempersiapkan bekal untuk hari akhir.
Pada poin pertama Mahbub Maafi menegaskan bahwa takut kepada Allah adalah sesuatu yang wajib dilakukan sebagai orang yang bertakwa. Namun, terkadang takut selain Allah bukanlah sesuatu yang diharamkan, seperti takut kepada kalajengking, singa, ular atau begal.
“Maka pada momentum tertentu, takut kepada selain Allah itu bisa menjadi wajib, sebagaimana kita diperintahkan untuk menghindari daerah yang terjangkit wabah penyakit,” ujarnya.
Pada poin-poin selanjutnya, Mahbub Maafi menegaskan kembali tentang Nabi Muhammad sebagai sosok panutan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi, Mahbub Maafi mengingatkan untuk mengamalkan Al-Qur’an, serta bersyukur terhadap setiap nikmat Allah yang telah diberikan. Poin terakhir, yaitu mempersiapkan bekal untuk hari akhir dengan berbuat kebajikan.
“Melalui puasa ini menjadi momentum bagi kita untuk meningkatkan amal ibadah kita, sehingga kita menjadi sosok yang muttaqin (bertakwa) atau mendekat dan meniru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,” tambahnya.
Sebagai penutup, Mahbub Maafi menekankan bulan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan ketaqwaan dan senantiasa berbuat kebajikan. Dalam hal ini, beliau mengajak jemaah untuk meniru dan mengikuti jejak Nabi Muhammad sebagai panutan, dan Al-Quran sebagai pedoman untuk menjadi sosok insan yang kamil. (Risma Aulia/Editor: Rama Shidqi P./Foto: Ramadhan Di Kampus)