
Dari berbagai macam dimensi yang dapat dipelajari dari gaya hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, manajemen keuangan merupakan salah satu yang belum banyak dibahas. Topik inilah yang diangkat di dalam Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H Masjid Kampus UGM yang diselenggarakan pada Rabu (29/3). Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Masjid Indonesia D.I. Yogyakarta, Prof. Dr. Muhammad menyampaikan ceramah bertema “Manajemen Keuangan Ala Rasulullah: Strategi Mewujudkan Kemandirian Finansial”. Ia menyebutkan bahwa kita hendaknya mengelola keuangan sebagaimana Nabi Muhammad mengelola hartanya.
“Banyak orang yang ingin sukses dalam hidup dan bisnis, tetapi melanggengkan cara-cara dan kebiasaan-kebiasaan hidup orang gagal,” sebut Prof. Dr. Muhammad ketika menjelaskan mengapa Nabi Muhammad adalah sosok yang tepat untuk dijadikan sebagai teladan. Menurutnya, kejujuran Nabi Muhammad tecermin di dalam cara dan kebiasaannya dalam berdagang. “Di dalam Alquran itu ada ayat yang saya kira kalau kita memperhatikan ini untuk profesi apapun pasti akan sukses,” lanjutnya sembari mengutip ayat ke-29 dari surah An-Nisa. Ayat ini sendiri memiliki arti, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.“
Lebih lanjut, Prof. Dr. Muhammad juga menyebutkan bahwa kesederhanaan hidup Nabi Muhammad sangatlah penting untuk diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Kesederhanaan ini juga menyangkut tentang bagaimana kita dapat mengelola penghasilan atau harta apapun yang kita miliki secara hemat sekaligus rasional. Secara khusus, Prof. Dr. Muhammad berpesan kepada mahasiswa supaya dapat mulai menabung atau berinvestasi. “Hidup sederhana itu ya tadi jangan sampai kita berlebihan dalam mengonsumsi sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Kita perlu membedakan antara wants (keinginan) dan needs (kebutuhan),” jelasnya.
Selain dengan hidup sederhana, Nabi Muhammad juga memberikan teladan berupa kebiasaan untuk tidak mudah berutang, menyimpan harta untuk masa depan, serta menyisihkan harta untuk ZIS (zakat, infak, dan sedekah). “Semakin kita punya harta yang banyak, kalau kita tidak menyimpan di dalam hati [jika hanya disimpan di tangan] bisa lepas semuanya. Kalau di hati kan terkendali,” pungkasnya. (Gembong Hanung/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Hanung Maura)