Pengasuh Pondok Pesantren Darush Shalihat, Drs. Syatori Abdurrauf, menegaskan bahwa kebersihan hati merupakan pondasi utama dalam menuntut ilmu, baik untuk keberhasilan di dunia maupun di akhirat. Menurutnya, hati yang bersih menjadi penentu apakah ilmu yang dipelajari akan membawa manfaat atau justru sia-sia.
Maret
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY, Dr. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum. menjelaskan, bangsa Indonesia patut bersyukur atas kondisi negara Indonesia yang tentram meski dihiasi berbagai perbedaan. Dalam situasi global yang kerap diwarnai konflik identitas, masyarakat Indonesia justru mampu menjalankan ibadah secara aman dan damai. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kedewasaan beragama, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen negara dalam melindungi hak warganya.
Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2023, Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. mengisi Ramadan Public Lecture (RPL) di masjid Kampus UGM, Rabu, 5 Maret 2025. Dalam ceramahnya, Ganjar membandingkan corak pemerintahan daerah dengan pemerintahan pusat, yang menurutnya tidak harus selalu sama meski harus selaras.
“Apakah daerah harus selalu sama dengan pusat? Apakah visi misi daerah harus sama dengan pusat?”, kata Ganjar bertanya.
Pentingnya peran para Nabi dan Rasul dalam membentuk serta mengubah peradaban menjadi sorotan utama dalam kajian Mimbar Subuh pada hari ke-5 Ramadan, Rabu, 5 Maret 2025. Kajian ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, Lc., M.S.I., dengan tema “Membangun Masyarakat Muslim yang Cerdas dan Berakhlak Mulia di Dunia Maya”.
Rintik hujan yang menyapu kawasan Masjid Kampus UGM, tidak melunturkan semangat jemaah untuk hadir dalam kajian Ramadan Public Lecture (RPL) pada Selasa, 4 Maret 2025. Pada hari keempat di bulan Ramadan ini, RPL mendatangkan K.H. Mahbub Maafi selaku Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU sebagai pembicara. Dalam ceramah singkatnya, Mahbub Maafi membawakan ceramah dengan judul “Ramadan sebagai Momentum Pengembangan Teknik Pengendalian Diri Menuju Pribadi Insan Kamil”.
Pendidikan tidak hanya terbatas pada ruang kelas dan kampus, tetapi juga mencakup lingkungan yang membentuk karakter dan pola pikir individu. Dalam Ramadan Public Lecture (RPL) yang digelar pada Senin, 3 Maret 2025, Anies Baswedan menyampaikan bahwa mahasiswa diibaratkan sebagai bibit yang akan tumbuh subur jika ditanam di lingkungan akademik yang mendukung. Kota Yogyakarta, dengan atmosfer akademiknya yang kuat, menjadi lahan yang subur untuk pertumbuhan intelektual generasi muda.
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muslim Indonesia (MIUMI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ustaz Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A. menjelaskan bahwa wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad – shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perintah untuk membaca. Hal ini sebagaimana terdapat dalam lima ayat pertama Surah Al-‘Alaq yang mengandung pesan mendalam tentang ilmu dan perintah membaca.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY, Prof. Dr. Machasin, M.A. menjelaskan bahwa puasa di bulan Ramadan merupakan latihan untuk memperbaiki kualitas masyarakat. Sikap dalam menjalani Ramadan inilah yang menentukan apakah seseorang akan memperoleh manfaat dari ibadahnya atau tidak.
Dalam Ramadan Public Lecture (RPL) yang mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Masyarakat Muslim di Bulan Ramadan”, Prof. Machasin mengawali pembahasannya dengan mengutip makna dari QS. Ar-Ra’d ayat 11 yang mengandung pesan penting tentang perubahan dalam kehidupan masyarakat. Beliau menyampaikan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka sendiri berusaha untuk mengubah kondisi dalam diri mereka.
Mantan Hakim Konstitusi dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Prof. Dr. M. Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P. mengatakan sikap adil merupakan salah satu jalan menuju ketakwaan. Menurutnya, jika dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak bisa berperilaku adil, ketakwaan seseorang tersebut diragukan. Selain berbuat adil, menurut beliau, taraf yang lebih tinggi lagi adalah menegakkan keadilan.
“Salah satu jalan untuk menuju takwa itu adalah adil,” ujar beliau, saat Ramadan Public Lecture atau RPL “Ketimpangan Hukum dalam Perspektif Kelas: Analisis Politik Hukum terhadap Penegakan Hukum bagi Masyarakat Miskin”, Sabtu (1/23/2025).
“Seberapa berdayanya kita? Baik sebagai umat Islam maupun sebagai bangsa Indonesia di hadapan umat yang lain dan di hadapan bangsa yang lain?”
Pertanyaan tersebut menjadi pembuka dalam diskusi akademik bertajuk Ramadan Public Lecture (RPL) yang pertama pada Jumat, 28 Februari 2025. Acara ini menghadirkan Dr. Mohamad Yusuf, M.A., Ketua Takmir Masjid Kampus UGM sekaligus dosen di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya UGM.