
Mimbar Subuh di Masjid Kampus UGM pada Sabtu (22/3/2025) menghadirkan Anton Ismunanto, S.Pd.I., M.Pd., Ketua Yayasan Bentala Tamaddun Nusantara 2019-2024, yang membahas tema “Solidaritas dan Persaudaraan: Implementasi Akidah dalam Piagam Madinah.” Dalam kajian tersebut, Anton menjelaskan bagaimana Islam menekankan pentingnya persaudaraan sebagai konsekuensi dari keimanan, serta menguraikan nilai-nilai yang terkandung dalam Piagam Madinah sebagai model solidaritas di tengah keberagaman sosial.
Anton Ismunanto menjelaskan bahwa persaudaraan merupakan konsekuensi logis dari iman. “Orang-orang beriman itu bersaudara, maka sejauh apa kita beriman itu, juga bisa ditinjau dari sejauh apa kita memahami ayat ini dan mengupayakannya,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa jika seseorang belum mampu menjalin persaudaraan dengan sesama muslim, maka imannya belum sempurna.
Anton Ismunanto menyoroti bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak beriman kalian, tidak sempurna iman kalian, sampai kalian menyukai bagi saudara muslimnya apa yang dia sukai bagi dirinya.” Hadis ini, menurutnya, menegaskan bahwa keimanan sejati harus dibuktikan melalui sikap kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Lebih lanjut, Anton Ismunanto mengingatkan bahwa Rasulullah SAW juga bersabda, “Jangan kalian saling mendengki, jangan kalian saling memata-matai, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, jangan kamu membeli di atas pembelian orang, jangan melamar di atas lamaran orang, jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” Menurut Anton Ismunanto, sabda ini menunjukkan bahwa sikap merendahkan sesama muslim berpotensi merusak persatuan. Oleh karena itu, menjaga kehormatan saudara seiman merupakan kewajiban untuk menciptakan lingkungan yang harmonis.
Dalam konteks solidaritas, Anton Ismunanto mengutip hadis yang berbunyi, “Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan seorang beriman, Allah akan menghilangkan kesulitannya di hari kiamat.” Ia menambahkan, “Muslim yang lain menjadi sebab perlakuan Allah kepada kita, bagaimana cara kita men-treatment muslim yang lain, mukmin yang lain, itulah cara Allah memperlakukan kita.” Pernyataan ini, menurut Anton Ismunanto, menegaskan bahwa cara seseorang memperlakukan orang lain akan berbalik kepada dirinya sendiri, sebagaimana firman Allah, “Kalau kamu berbuat baik, kamu berbuat baik untuk dirimu, dan kalau kamu berbuat buruk, kamu berbuat buruk untuk dirimu.”
Anton Ismunanto menekankan bahwa Piagam Madinah merupakan cerminan prinsip Islam yang berlandaskan pada keadilan dan penghormatan terhadap sesama manusia. “Kezaliman itu dihilangkan dan manusia itu dihormati,” tegasnya. Menurut Anton Ismunanto, prinsip ini memungkinkan umat Islam untuk berkoalisi dengan siapa pun demi kepentingan bersama. Ia menambahkan bahwa Piagam Madinah berhasil menciptakan persatuan di Madinah karena didukung oleh seluruh penduduknya, baik muslim maupun non-muslim, yang bersepakat menjaga solidaritas dan persaudaraan. (Rizky Laksmitha/Editor: Ismail Abdulmaajid/Foto: Tim Ramadhan Di Kampus UGM)