Da’i nasional, Dr. Das’ad Latif, S.Sos., S.Ag., M.Si., Ph.D. mengingatkan pentingnya mewujudkan nilai-nilai Islam yang benar. Hal ini beliau sampaikan dalam ceramah tarawih Ramadhan Public Lecture di Masjid Kampus UGM, Senin (25/3).
Pria yang juga disebut Ustaz Das’ad ini membahas persimpangan antara iman dan intelektualisme dalam masyarakat Muslim kontemporer. Ia menekankan pentingnya mewujudkan nilai-nilai Islam yang benar dan memperingatkan agar tidak mengikuti godaan setan, yang dilambangkan dengan gangguan seperti ponsel.
Das’ad juga menjelaskan pentingnya iman dalam kehidupan sehari-hari, mendorong individu untuk memperkuat keyakinan mereka kepada Allah, dan mencontohkan karakteristik seorang mukmin sejati. Contohnya ialah tergerak secara emosional saat menyebut nama Allah, dan meningkatnya keimanan saat membaca ayat-ayat Al-Quran. Ia menyerukan kepada jemaah agar senantiasa menahan godaan, dan secara aktif terlibat dalam bidang sosial dan politik sambil terus mencari peningkatan spiritual.
“Menurut Alquran, orang yang beriman saat dibacakan ayat Quran kepadanya, bertambah imannya,” tutur Ustaz Das’ad.
Ustaz Das’ad menyampaikan, jemaah perlu menjaga keimanan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam menghadapi tantangan kontemporer, sekaligus menyoroti perlunya keterlibatan aktif dalam urusan sosial dan politik. Ia menceritakan perjalanan beliau yang awalnya bercita-cita menjadi dokter, menghadapi beberapa kali kegagalan dalam ujian masuk, dan akhirnya menemukan kesuksesan di bidang komunikasi. Karirnya yang berakhir sebagai ustaz merupakan salah satu hal yang membuatnya bersyukur sepanjang refleksi kehidupannya, dan ia kaitkan dengan pentingnya iman, ketekunan, kerendahan hati, pengetahuan, dan keyakinan.
“Adik-adik, kamu sudah belajar, sudah berdoa, [jika] apa yang kamu minta tidak dikasih oleh Allah bertawakallah kepada Allah, berbaik sangka pada Allah,” ujarnya.
Das’ad juga memberikan anekdot, ajaran, dan refleksi yang menggarisbawahi pentingnya menggabungkan iman dan pengetahuan, mengingatkan agar tidak menjadi sombong, dan menyoroti kekuatan transformatif dari kerendahan hati. Pendekatan multifaset ini bertujuan untuk menawarkan kepada para jama’ah perspektif holistik tentang pertumbuhan pribadi, perkembangan spiritual, dan navigasi tantangan hidup.
“Jangan kau pisahkan iman [dan] ilmu… tidak ada gunanya ilmu kau miliki ketika kau tidak punya iman,” ujarnya.
Ustaz Das’ad menekankan pentingnya menghargai perbedaan pendapat, terutama dalam konteks iman dan pembelajaran. Selain itu, menurutnya, penting pula untuk menghormati dan memprioritaskan orang tua, serta menemukan mentor yang baik.
Das’ad menjelaskan, dampak emosional dari membaca Alquran dan hubungannya dengan keimanan mendorong individu memahami makna di balik ayat-ayat tersebut untuk mendapatkan pengalaman spiritual yang lebih dalam. Selain itu, ia menjelaskan pentingnya menjaga iman dan perbuatan baik, terutama setelah Ramadan, dengan menekankan disiplin diri dan pertobatan. Ceramah diakhiri dengan menyampaikan harapan, baik untuk kesuksesan para jemaah dalam studi maupun pertumbuhan pribadi. (Nur Sa’adah Nubatonis/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Tim Media Masjid Kampus UGM)