Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang Hari Raya Iduladha Masjid Kampus UGM bekerja sama dengan Jama’ah Shalahuddin (JS) UGM dan Aksi Qurban Sehat Indonesia (AQSI) menyelenggarakan Pelatihan Penyembelihan Qurban ASUH. Untuk tahun ini pelatihan yang berlangsung pada Ahad (18/6) ini sedikit berbeda; dengan mengusung konsep ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) serta mengantisipasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan penyakit kulit berbenjol (lumpy skin disease/LSD) yang hingga tahun 2023 masih berpotensi menimpa hewan qurban. Sedikitnya 100 orang perwakilan takmir masjid-masjid se-DIY turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Kegiatan dimulai pada pukul 07.00 di halaman parkir utara Masjid Kampus UGM. Para peserta mengamati terlebih dahulu tata cara penyembelihan hewan dengan konsep ASUH, yang dipandu oleh Koordinator AQSI drh. Wikrama Satyadarma dan tim AQSI. Para peserta terpilih kemudian diajak mempraktikkan penyembelihan lima ekor kambing secara langsung dengan dibimbing tim AQSI. Nampak penyembelihan dilakukan secara teratur dan terjaga bersih, dengan penjagal mengenakan sarung tangan dan sepatu, serta pisau yang selalu diasah dan dicuci bersih setelah digunakan.
Selepas coffee break, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai penyembelihan hewan yang baik dan benar di Ruang Utama Masjid Kampus UGM. Materi pertama disajikan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Hewan UGM drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan mengenai PMK dan LSD beserta ciri-ciri yang terlihat. Selain itu, dengan gaya khasnya beliau juga menunjukkan contoh menangani hewan qurban yang keliru dan solusinya, termasuk merebahkan sapi dengan metode Burley.
Materi kedua disampaikan oleh Master Trainee Butcher dan juru sembelih halal drh. Sonny Handoko, M.B. Dalam presentasinya, Sonny mengajak peserta memahami aturan sebagai standar juru sembelih halal sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Tak lupa, di akhir penyampaiannya Sonny berkesempatan menunjukkan cara mengasah pisau yang benar kepada peserta, agar pisau lebih tajam dan tidak menyiksa hewan qurban. Kegiatan diakhiri dengan menyantap hidangan gulai kambing bersama-sama, dengan daging hasil sembelihan praktik pagi sebelumnya. (Rama S. Pratama/Foto: Istimewa)