Beberapa hal dibutuhkan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia untuk keluar dari negara berkembang dan bertransisi menjadi negara maju, salah satunya adalah SDM (sumber daya manusia) yang cukup dan berkualitas. Selasa (18/4) lalu di Masjid Kampus UGM, Kepala BKKBN RI Dr. dr. Hasto Wardoyo, Sp.Og. berkesempatan untuk memberikan materi dalam ceramah tarawih Ramadan Public Lecture 1444 H, dan menyampaikan hal penting yang harus dilakukan oleh masyarakat, terutama pada poin keluarga.
Dalam ceramah bertajuk “Mereposisi Peran Keluarga sebagai Pondasi Utama Ketahanan Nasional” itu, Hasto menyampaikan dua topik yang berhubungan dengan meningkatkan kualitas SDM dari kualitas keluarga. Poin pertama adalah tentang “beratnya” membangun keluarga. Diketahui dari survei yang disebutnya, demografi penduduk Indonesia tidak lagi seperti dahulu.
Ia menjelaskan, jika divisualisasikan dengan diagram piramida, dahulu generasi muda seperti anak dan bayi terletak di posisi paling bawah dengan jumlah yang paling banyak. Namun kini remaja dan anak-anak terletak di tengah piramida. Hal ini menyebabkan, misalnya, beberapa sekolah dasar harus bergabung menjadi satu. Jika hal ini terus terjadi di masa depan, ia takutkan resesi kependudukan akan terjadi.
Hal yang juga menjadi ironi, lanjutnya, adalah pernikahan dini yang meningkat setelah Indonesia dilanda Covid-19. Banyak di antaranya melaksanakan pernikahan di usia dini karena pergaulan bebas yang mengakibatkan hamil di luar nikah. Hal ini merupakan salah satu tantangan yang harus ditanggulangi dengan sosialisasi “No Free Sex” atau “katakan tidak pada seks bebas”, yang pelaksanaannya ternyata tidak mudah.
Survei yang dilakukan oleh BKKBN juga mengungkap bahwa pada masa ini hubungan seksual pertama kali banyak dilakukan oleh remaja, tidak seperti zaman dahulu yang rata-rata pelakunya sudah dewasa. Hal ini kemudian diperparah dengan kondisi bahwa para pelaku remaja melakukan hubungan layaknya suami istri, padahal nyatanya mereka belum menikah.
Poin selanjutnya yang lalu Hasto ungkapkan adalah pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Untuk meningkatkan pendapatan, Indonesia perlu SDM yang berkualitas. Maka dari itu, masyarakat perlu senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan diri dan reproduksi jauh dari sebelum memiliki anak, untuk mencegah difabilitas atau penyakit pada bayi. Menjauhi rokok dan alkohol adalah hal yang ia tegaskan, karena dua hal tersebut termasuk penyebab utama yang sangat membahayakan.
Banyak pasangan suami istri yang dengan rajin merencanakan kegiatan pranikah hingga menghabiskan puluhan juta, namun melupakan pentingnya pengecekan prakonsepsi. Kesehatan prakonsepsi adalah kondisi kesehatan orang tua sebelum terjadi pembuahan. Menurutnya, untuk menghadirkan anak yang sehat, sesungguhnya prakonsepsi perlu dipersiapkan jauh sebelum melakukan hubungan seksual atau pun saat hamil.
Pada penutup ceramah, Hasto berpesan kepada jamaah pada malam itu, baik mahasiswa maupun orang tua, untuk menciptakan generasi unggul untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju. (Fadhila Shafa/Editor & Foto: Rama S. Pratama/Foto: Rama S. Pratama, Muhammad Iqbal Zaky H.)