Guru Besar FMIPA UGM Prof. Dr. Chairil Anwar memaparkan materinya pada Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H, Senin (18/4) di Masjid Kampus UGM. Beliau menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki sifat tabligh yang memiliki arti menyampaikan. Sifat tabligh yang Rasul miliki sangat membekas kepada para sahabat-sahabatnya. Dengan demikian, kepemimpinan yang terjadi setelah wafatnya Rasul menjadi salah satu peradaban yang, menurut sejarawan dari Universitas Harvard George Sarton, merupakan peradaban yang “paling fenomenal”.
Prof. Anwar menjelaskan bahwa dalam mengimplementasikan sifat tabligh, salah satu cara Nabi adalah dengan mendirikan masjid. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa masjid merupakan ikon dari Islam dan juga ikon dari kepemimpinan keagamaan Nabi. Beliau berujar bahwasannya masjid saat ini dapat kita temui dengan mudah di mana pun kita berada.
Beliau juga menjelaskan bahwa pada buku The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History, nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tercantum sebagai nama pertama yang dianggap penulisnya, Michael H. Hart, sebagai tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Menurut Hart, Rasulullah memiliki pengaruh yang besar di dunia, bukan hanya 14 abad yang lalu, tetapi hingga beberapa abad berikutnya.
Prof. Anwar menjelaskan bahwasannya ketika terjadi revolusi ilmu dan revolusi industri, pasti akan ada saat di mana agama akan ditepikan dan akan terjadi proses sekularisasi yang membuat peranan agama surut, seperti yang terjadi pada Kristen dan Katolik.
Akan tetapi, lanjutnya, Islam “tidak pernah surut”. Dakwah Islam, menurutnya, terus berjalan dengan pasti walaupun pelan. Hal ini sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kemudian diikuti oleh para pengikutnya, sehingga secara terus menerus mengalami revitalisasi. (Hafidah Munisah/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Yahya Wijaya Pane)