Peningkatan mutu pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di tengah problematika aksesibilitasnya telah menjadi perhatian serius, termasuk bagi Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D. Menjadi pembicara Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM, Direktur Utama BPJS Kesehatan ini memaparkan terobosan dan pencapaian pemerintah di ranah penyelenggaraan jaminan sosial masyarakat. “Adakah gotong royong yang berjalan dan negara hadir dirasakan oleh ratusan juta penduduk Indonesia selain program jaminan sosial, terutama JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)?” tanya Ali mengawali ceramahnya pada Ahad (16/4).
Kehadiran negara di dalam program BPJS, menurut Ali, tidak dapat dilepaskan dari basis gotong royong yang berasal dari kontribusi peserta BPJS. Ia mengungkapkan bahwa dana BPJS saat ini mengalami surplus. Artinya, dana surplus ini akan “dikembalikan” ke peserta melalui peningkatan mutu pelayanan. “Sekarang itu mutunya meningkat, meskipun banyak orang belum tahu. Dikira kalau BPJS itu maksimum tiga hari. Itu tidak ada. Kalau seperti itu tolong dilaporkan,” ucapnya.
Sesuai dengan tema ceramahnya, “Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat melalui Optimalisasi Sistem Jaminan Kesehatan Nasional”, lulusan Fakultas Kedokteran UGM ini mengatakan bahwa BPJS telah mengalami evolusi ke arah yang “lebih baik”. Menurutnya, akses masyarakat ke BPJS makin dipermudah dan dipercepat. Ia menyebut bahwa BPJS yang dimiliki Indonesia jauh lebih cepat dan mudah aksesnya jika dibandingkan dengan layanan serupa yang ada di Inggris, Australia, maupun Malaysia. “Pakai KTP dari Jogja ke Jakarta bisa, dari Papua ke Jogja bisa. Ini luar biasa kemajuannya,” imbuh Ali.
Ali menambahkan bahwa kemajuan ini telah diakui oleh badan internasional, salah satunya International Social Security Association (ISSA, Asosiasi Jaminan Sosial Internasional). Pada tahun 2021, BPJS meraih penghargaan tertinggi di kawasan Asia Pasifik, termasuk 3 penghargaan Certificates of Merit with Special Mention, 11 penghargaan Certificates of Merit, dan 3 penghargaan Attestations.
Pencapaian BPJS melalui sistem kontribusi atau gotong royong ini menurut Ali masih belum banyak dipahami oleh masyarakat. Ali menegaskan bahwa keikutsertaan masyarakat di dalam BPJS merupakan “bagian dari menolong sesama atau ta’awun“. “Intinya, sangat rugi lah kalau Bapak/Ibu sekalian tidak ikut BPJS tidak menolong sesama umat, sesama warga bangsa yang membutuhkan,” pungkas Ali. (Gembong Hanung/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Yahya Wijaya Pane)