Terkadang kebangkitan Islam hanya dimaknai dengan kemajuan peradaban yang melibatkan cendekiawan muslim saja. Padahal, kebangkitan Islam sejatinya dapat dimulai dari kontribusi kecil dari masing-masing individu muslim. Inilah yang disampaikan oleh Ustaz Talqis Nurdianto, Lc., M.A., Ph.D. di Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H di Masjid Kampus UGM, Jumat (14/4).
Dosen Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini mengungkapkan bahwa kebangkitan Islam ibarat garis yang terbentuk dari titik-titik kecil. Setiap individu seharusnya memiliki kesadaran internal untuk bersama-sama menyadari pentingnya titik-titik kecil tersebut. “Boleh jadi ketiadaan satu titik yang menyambungkan garis itu adalah kontribusi kita yang nihil,” sebut Talqis.
Menurutnya, stagnasi atau ketidakmauan untuk berkembang menjadi satu penyebab yang menghambat kebangkitan Islam. Talqis menyebut bahwa terkadang masih banyak yang belum mampu memahami fikih secara moderat. Nyatanya, lanjut Talqis, fikih haruslah dipahami sesuai dengan “konteks yang relevan” dengan keadaan masyarakat setempat, tidak dapat disamakan begitu saja.
Sifat moderat atau mau berkembang ini seharusnya juga diterapkan ketika melihat peradaban di luar dunia Islam. Dalam ceramahnya, lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini menyampaikan perlunya “pembenturan” peradaban Islam dan faktor eksternal di luar Islam. Pembenturan dengan faktor eksternal merupakan bagian dari belajar dan berefleksi terhadap kemajuan peradaban di luar Islam. “Kita perlu untuk membenturkan untuk melihat, tidak hanya mencukupkan diri dengan kemampuan kita, tetapi melihat ke luar,” terangnya.
Sesuai dengan tema ceramahnya “Ramadan sebagai Momentum Kebangkitan Kaum Muslim”, bulan Ramadan menjadi momentum di mana kebangkitan Islam dapat dimulai dengan menguatkan keimanan pada diri setiap muslim. Talqis menegaskan bahwa fondasi dasar dari keimanan, yakni akidah, haruslah bersih dan tidak rapuh. Melaluinya, nilai kemanfaatan dari keimanan dapat dirasakan juga oleh orang lain, bahkan di luar Islam.
Terakhir, Talqis mengingatkan bahwa kebangkitan Islam merupakan bagian dari tanggung jawab yang dapat diwujudkan di semua level dan dimensi kehidupan manusia. “Inilah menjadi refleksi kita bersama bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk kebangkitan kaum muslim pada abad sekarang ini. Dimulai dari diri kita yang terus berkontribusi terhadap umat Islam sesuai dengan kompetensi yang kita miliki,” pungkasnya. (Gembong Hanung/Editor & Foto: Rama S. Pratama)