Di Masjid Kampus UGM, Dewan Penasihat Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta Ustaz Drs. Muhammad Jazir Asp. mengisi Mimbar Subuh Ramadan Public Lecture 1444 H, Ahad (16/4) bakda salat Subuh. Judul yang diusung pagi itu adalah “Arti Penting Ramadan bagi Umat Muslim Indonesia”. Hal ini selaras dengan fakta bahwa kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 terjadi bersamaan dengan bulan Ramadan.
Berbagai rangkaian momen penting negara Indonesia terjadi pada bulan Ramadan, tepatnya tahun 1364 H atau 1945 Masehi. Dikisahkan olehnya, momen ini dimulai dengan dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan (Indonesia) (PPK[I]) sehari menjelang malam pertama bulan Ramadan. Bertepatan dengan tanggal satu Ramadan, kekuatan Jepang semakin goyah akibat tentara Sekutu yang menjatuhkan bom ke kota Nagasaki di negaranya sendiri.
Lanjutnya, tragedi tersebut mengakibatkan pasukan Jepang terpaksa menyerah pada tanggal 6 Ramadan kepada Sekutu, yang membuka momentum kemerdekaan Indonesia. Para pahlawan Indonesia semakin bersiap untuk mewujudkan kemerdekaan yang mereka impikan, dan menurutnya, banyak peristiwa yang terjadi seiring dekatnya mereka menuju kebebasan. Dari desakan kelompok muda menuju Soekarno, terjadinya Rengasdengklok, hingga pada akhirnya diputuskan bahwa tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari yang tepat untuk Indonesia merdeka.
Pada waktu sahur 9 Ramadan, teks proklamasi didiktekan oleh Bung Hatta, dan ditulis oleh Bung Karno. Bulan Ramadan, baginya, adalah waktu yang memiliki arti penting bagi umat Islam di Indonesia, karena merupakan sebuah momentum untuk mencapai kemerdekaan. “Selama masa persiapan menuju kemerdekaan, Bung Karno meminta rekomendasi dari beberapa ulama bahkan sampai meminta untuk salat istikharah terlebih dahulu sampai 7 kali” tegas beliau.
Jemaah Mimbar Subuh saat itu tampak padat. Pada 10 hari terakhir Ramadan tahun ini terpantau banyak jemaah yang datang ke Masjid Kampus UGM untuk melaksanakan iktikaf. Tahun ini, Takmir Masjid Kampus UGM mengadakan kegiatan iktikaf untuk seluruh masyarakat umum secara mandiri; namun khusus bagi peserta iktikaf tetap tersedia porsi sahur dengan menu berbeda tiap harinya. (Fadhila Shafa/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Ismail Abdulmaajid, Hafidah Munisah)
(Erata: Sebelumnya penulisan tahun kemerdekaan Indonesia dalam penanggalan Hijriyah tertulis “1334 H”, per 18/4/2023 telah diperbaiki)