Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM Nyarwi Ahmad, Ph.D. menjelaskan bahwa ada lima hal yang bisa menumbuhkan sekaligus menghancurkan peradaban dunia. Demikian seperti disampaikan pada Diskusi Panel Ramadan Public Lecture (RPL) 1444 H “Problematika Moral Jagat Media Sosial Indonesia” pada Kamis (13/4) di Masjid Kampus UGM.
Dikutip dari tesis yang ditulis dirinya sendiri, ia menyebutkan hal tersebut adalah power atau tahta, harta, wanita atau pasangan hidup, agama, dan media sosial. Media sosial, lanjutnya, dapat menjadi berkah dan musibah.
Mengutip pernyataan musisi dan aktivis Jello Biafra, Nyarwi mengatakan bahwa sekarang kita tidak hanya sekedar hidup dengan media, tapi kita sudah hidup di dalam media itu. Kedua hal ini berbeda, karena jika kita hidup dengan media, media berada di luar diri kita. “Namun yang terjadi sekarang yaitu media adalah kita, kita adalah media, yang artinya media menjadi saluran yang luar biasa dapat menyerap dan mengekstrak peradaban,” katanya.
Nyarwi, yang merupakan salah satu pembicara dalam diskusi tersebut melanjutkan bahwa menurut Roger Livingstone media bahkan disebut sebagai infrastruktur. “Dulu agama adalah center, semua berpusat pada agama. Namun semua itu sekarang sudah runtuh, jika ingin menjadi pusat atau populer [ia] harus turun ke sosial media,” ujarnya.
Media sosial lantas menjadi tantangan dan ancaman besar sehingga kita harus mengawalnya karena pada dasarnya kita sudah hidup di dalam media sosial. Nyarwi mencontohkan ini pada kasus interaksi keluarga. “Antara anak dengan keluarga dan anak dengan sosial media, mana lebih banyak interaksinya? Oleh karena itu banyak tokoh moralis menyerukan untuk mengisi konten sosial media dengan hal-hal yang positif, dakwah, mencerdaskan,” jelasnya.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa media sosial merupakan pertarungan, maka di sini diketahui bahwa ada pergeseran jantung peradaban di masa depan. Oleh karena itu, menurutnya, masa depan masyarakat ke depan ditentukan sejauh mana media sosial dimanfaatkan dengan baik, maksimal dan juga arif. Harapnya, dengan pemanfaatan yang baik tersebut media sosial menjadi berkah di Indoensia, bukan petaka.
Diskusi panel ini merupakan diskusi panel yang ketiga sekaligus terakhir yang diselenggarakan panitia RPL 1444 H Masjid Kampus UGM. Selain Nyarwi, diskusi ini menghadirkan pendiri PT Narasi Media Pracaya (Narasi) Najwa Shihab, S.H., LL.M., dengan dimoderatori oleh dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM Zainuddin Muda Z. Monggilo, S.I.Kom., M.A. (Yahya Wijaya Pane/Editor: Rama S. Pratama/Foto: Arya Hudia, Adilla Falasifah)