Untuk menyemarakkan Ramadan di tahun 2023, Masjid Kampus UGM menyelenggarakan rangkaian acara tahunan bertajuk Ramadan Public Lecture (RPL) 1444 H. Seperti namanya, di rangkaian yang bertema “Ramadan Sebagai Inkubasi Kepemimpinan yang Bertakwa” ini akan ada ceramah (lecture) bakda salat Isya menuju salat Tarawih. Namun, berbeda dari tahun kemarin, RPL tahun ini juga mengadakan diskusi terbuka (panel discussion) di mana akan ada dua pembicara dan satu moderator yang akan membawakan isu kebangsaan yang menjadi problematika di Indonesia.
Menurut koordinator RPL 1444 H Axel Milbarindra, selain ceramah dan diskusi panel ada juga sahur bersama yang dilanjutkan dengan salat dan ceramah Subuh yang akan disampaikan oleh para tokoh nasional. Panitia RPL 1444 H akan mengadakan sahur gratis yang lebih ditujukan kepada mahasiswa yang berada di asrama-asrama sekitar UGM. “Tahun lalu kita memang belum ada sahur gratis, rencana sahur ini kita akan selenggarakan,” jelasnya dalam sesi wawancara di Masjid Kampus UGM, Sabtu (11/2) bersama wakil koordinator RPL 1444 H Indra Oktafian Hidayat, dan anggota dewan pengarah RPL 1444 H Andri Prayitno, S.Fil., M.Phil.
Dalam kesempatan ini, Indra, yang juga merupakan ketua Jama’ah Shalahuddin UGM 1444 H/2023 ini, menyebut Masjid Kampus UGM ingin memberikan edukasi kepada jemaah dengan adanya acara ini. Masjid, menurutnya, bukan hanya untuk ibadah yang sifatnya mahdhah (pelaksanaannya langsung ditetapkan oleh Alquran) dan ritual, tetapi juga tempat untuk berdiskusi dan berbincang mengenai agama, ekonomi, politik, dan permasalahan nasional lainnya. Ia mengibaratkan fungsi masjid ini seperti di zaman Rasulullah, di mana masjid bukan hanya menjadi tempat ibadah melainkan juga tempat membicarakan permasalahan umat.
Sementara itu, Andri menambahkan bahwa setiap pembicaraan di Masjid Kampus UGM, termasuk RPL 1444 H, “selalu mengandung dasar Alquran dan Assunnah, juga argumentasi rasional” berlandaskan ilmu pengetahuan. Semua ilmu yang ada di UGM dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang berguna, dan setiap ilmu harus ada satu ahli, sebagaimana hukum fardu kifayah dalam menguasai suatu ilmu. Di sisi lain, Ramadan adalah momentum yang tepat untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan, karena pada saat bulan itu masyarakat berbondong-bondong untuk datang ke masjid. Hal inilah yang menjadi pertimbangan penting dalam menyelenggarakan kegiatan ini. (Hafidah Munisah/Editor & Foto: Rama S. Pratama)
(Foto: Salah satu anggota dewan pengarah RPL 1444 H Andri Prayitno, S.Fil., M.Phil. sedang menjelaskan RPL 1444 H dalam sesi wawancara, Sabtu (11/2) lalu)